News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pembatasan BBM Bersubsidi

Pengusaha Transportasi: 'Menteri Perhubungan Sadis'

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga antre membeli bahan bakar minyak (BBM) di sebuah SPBU di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (17/11/2014) malam. Antrean panjang terjadi karena adanya pengumuman pemerintah tentang kenaikan harga BBM bersubsidi jenis premium dan solar masing-masing sebesar Rp 2.000 per liter terhitung mulai 18 November 2014 pukul 00.00 WIB. Tribun Timur/Muhammad Abdiwan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua organda DKI Jakarta Safruan Sinungan menilai Menteri Perhubungan Ignatius Jonan tidak berpihak kepada para pengusaha transportasi saat ini. Menurut Safruan, Jonan tidak peduli nasib pengusaha transportasi yang bisa gulung tikar akibat kenaikan harga BBM bersubsidi.

"Menteri Perhubungan itu terlalu sadis menurut kita," ujar Safruan, dihubungi wartawan, Selasa (18/11/2014).

Jonan mengatakan kepada para pengusaha transportasi jika tidak sanggup mengelola usaha tersebut, mereka disuruh mencari usaha lain. Menurut Safruan semua perkataan Jonan tidak memikirkan nasib ribuan pekerja yang berada di sektor transportasi.

"Kan ngomongnya enak banget tuh itu nggak benar," ungkap Jonan.

Safruan menilai mantan Direktur Utama PT KAI itu adalah orang yang liberal dan kapitalis. Dengan paham tersebut, Safruan mengungkapkan bahwa Jonan seharusnya diusir dari Indonesia.

"Dia liberal itu artinya, kalau liberal, berarti dia kapitalis dong. Kalau dia kapitalis berarti nggak boleh di Indonesia," papar Safruan.

Sebelumnya diberitakan tribunnews.com, banyak pengusaha transportasi yang kesusahan akibat kenaikan harga BBM bersubsidi. Hingga saat ini Organda dari berbagai wilayah meminta insentif dan keringanan dari pemerintah, namun tidak mendapat tanggapan sampai sekarang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini