News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kenaikan Harga BBM

Sofjan Djalil Siapkan Alasan Naikkan Harga BBM Kepada DPR

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Koordinator Perekonomian, Sofyan Djalil menjawab pertanyaan wartawan terkait kenaikan bahan bakar minyak (BBM), di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (17/11/2014). Mulai pukul 00.00 tanggal 18 November 2014 harga BBM bersubsidi mengalami kenaikan sebesar Rp 2.000, jenis premium naik dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500 sedangkan solar dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil sudah menyiapkan berbagai alasan menaikkan harga BBM bersubsidi ketika ditanya oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Sofjan mengungkapkan akan menjawab semua pertanyaan DPR secara normatif.

"Hak DPR bertanya, kewajiban pemerintah untuk menjawab. Kita akan jawab," ujar Sofjan usai Rakernas Kadin Bidang Kebijakan Moneter, Fiskal dan PublikTema : MENGETAHUI ARAH POLITIK ANGGARAN PEMERINTAHAN JOKOWI-JK, Jumat (21/11/2014).

Pemerintah yakin dengan kenaikan harga BBM bersubsidi, pengalihan anggaran dari konsumtif bisa ke arah produktif. Sofjan menegaskan kenaikan harga BBM bersubsidi juga bisa menyelamatkan negara.

"Tentu jawaban yang menunjukkan kenapa itu (harga BBM bersubsidi dinaikan) diperlukan," ungkap Sofjan.

Sofjan memaparkan sampai saat ini sudah begitu banyak subsidi BBM yang tidak mencapai sasaran. Selama 5 tahun terakhir subsidi energi mencapai Rp 714 triliun, tapi 45 persen irigasi kita rusak, mengakibatkan produksi pangan turun.

"Maka kita akan tergantung kepada impor beras, gula. Karena irigasi tidak ada uang untuk memperbaiki," jelas Sofjan

Selain itu alasan lain pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi, Sofjan mengatakan banyak subsidi yang dikeluarkan tapi tidak tepat sasaran. Sofjan memberi contoh nelayan yang sulit mendapatkan BBM.

"Mereka (Nelayan) juga harus membayar mahal sekali," kata Sofjan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini