Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Pelni Sulistyo Wimbo Hardjito mengakui adanya ketidakefisienan dalam pendistribusian logistik di jalur darat mendorong adanya "short sea shipping".
"Yang biasanya lewat truk, sekarang lewat laut, pasti ada sesuatu, nah ’short sea shipping’ ini peluang karena enggak ada lagi terkena macet atau terhalang runtuhnya Jembatan Comal (pada beberapa waktu lalu)," katanya.
Terkait tol laut, dia mengatakan pihaknya saat ini masih membahas dengan Kemenhub terkait rute, pengadaan kapal dan anggarannya.
Wimbo mengaku pihaknya belum bisa memenuhi untuk penyediaan kapal barang, karena kemungkinan besar akan menyewa tidak membeli.
Hal itu disebabkan fokus utama Pelni, yakni mengangkut penumpang yang memberikan pendapatan lebih besar dibanding angkutan barang yang porsinya di bawah 10 persen.
"Kita ’kan hanya 22 kontainer (satu kapal), kalau kapal barang itu sekitar 1.000-2.000 kontainer, artinya keuntungan hanya dua persennya saja, yang banyak penumpang," katanya.
Dia mengatakan perkiraan rute untuk tol laut, yakni Kreo, Tobelo, Biak, Tual dan Tanjung Pinang.