News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

LCGC Berlanjut, Ini Pendapat Sejumlah ATPM

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aktivitas perakitan mobil kompak yang merupakan kategori low cost green car (LCGC) di pabrik PT Astra Daihatsu Motor di kawasan industri Suryacipta, Karawang, Jawa Barat, Senin (3/2/2014). Selain memenuhi pasar dalam negeri dengan merek Daihatsu Ayla dan Toyota Agya, PT Astra Daihatsu Motor juga melakukan ekspor mobil jenis LCGC ke Filipina dengan mengusung merek Toyota Wigo yang ditargetkan mampu mengekspor sebanyak 6.000 unit pada tahun ini. KOMPAS/IWAN SETIYAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepastian pemerintah baru untuk melanjutkan program Low Cost Green Car (LCGC) atau mobil murah ramah lingkungan direspon positif industri otomotif dalam negeri. Pasalnya kebijakan tersebut karena akan menambah benefit bagi Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) dan Pemerintah.

“Kami masih menunggu detil kepastian pemerintah baru yang akan melanjutkan program LCGC. Jika benar dilanjutkan ya Alhamdulillah saja dan sebenarnya biasa saja kalau memang benar dilanjutkan,” ujar Djongkie Sugiarto, Ketua II Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), kepada KONTAN, Minggu (23/11).

Djongkie menambahkan, dilanjutkannya kebijakan ini akan memberi dampak positif bagi ATPM produsen LCGC. Dampak positif tersebut antara lain penambahan kapasitas produksi yang akan menarik investasi lebih banyak, penambahan persentase kandungan komponen lokal dalam LCGC, dan bertambahnya pemasukan pajak bagi pemerintah.

Djongkie menambahkan, program LCGC juga sebenarnya berkontribusi pemerintah “Jadi sebenarnya program ini tidak akan merugikan pemerintah, karena semakin banyak mobil LCGC nantinya akan menambah pemasukan pajak kendaraaan bermotor bagi daerah,” Ujarnya.

Rahmat Samulo, Direktur Marketing Toyota Astra Motor, menilai dampak positif dari diteruskannya kebijakan ini adalah dapat memperkuat industri otomotif dalam negeri khususnya bagi grup Toyota lewat produk LCGC mereka.

“Kita berharap menjadi tuan rumah di negeri sendiri salah satunya untuk produk LCGC agar dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri dan ekspor,” ujar Rahmat.

Untuk diketahui produk LCGC Toyota yaitu Toyota Agya saat ini sudah menembus pasar ekspor ke Philipina mulai tahun 2014. Sedangkan persentase komponen lokal untuk Toyota Agya sudah mencapai 86%. “Kami akan akan terus tingkatkan untuk memperkuat industrri otomotif dalam negeri,” ujar Rahmat.

Adapun soal kemungkinan penambahan kapasitas produksi LCGC, Toyota hanya akan mengacu pada permintaan pasar. “Kapasitas produksi selalu kita kembangkan sesuai dengan kebutuhan pasar dan penerimaan masyarakat terhadap produk Toyota,” Ujar Rahmat . “Tahun depan kita akan gelontorkan dana 13 triliun untuk menambah kapasitas produksi dalam negeri,” tutupnya.

Pemain lain di segmen LCGC yaitu Suzuki berpendapat biasa saja dengan rencana diteruskannya program LCGC oleh pemerintah. “Mengenai dilanjutkannya program LCGC oleh pemerintah kami menanggapi biasa saja, yang jelas kami fokus dahulu untuk jualan karimun,” Ujar Davy J Tuilan, 4W Marketing & DND Director Suzuki Indomobil Sales.

Terkait dengan hal ini, Davy menambahkan Suzuki belum punya rencana untuk menaikkan kapasitas produksi LCGC mereka. Soal harga pun Suzuki belum berencana untuk menaikan harga jual mobil LCGC mereka.

“Karimun Wagon R memang sudah setahun usianya, tapi kami belum berencana menaikan harga, apalagi akhir tahun bukan waktu yang tepat,” ujar Davy. Namun ia tidak menampik adanya kemungkinan naik harga di 2015, karena menurutnya semua pabrikan LCGC pasti menaikan harga terlebih karena naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM).(Widyanto Purnomo)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini