Laporan Wartawan Tribun Timur, Rasni Gani
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - PT Pelabuhan Indonesia IV menargetkan infrastruktur tol laut selesai 2017 mendatang.
Pembangunan infrastruktur yang termasuk dalam proyek Makassar New Port (MNP) tahap 1 akan merelokasi 150 hektare (Ha) Jl Galangan Kapal Makassar.
Tahap pertama fase 1 ini akan menggarap kurang lebih 16 hektare (Ha) membangun terminal peti kemas baru dengan luas dermaga 320 meter persegi.
Terminal peti kemas yang akan menjadi satu dari sembilan pelabuhan yang menjadi jalur tol laut ini akan menampung lebih dari 500 ribu Teus per tahun.
Direktur Keungan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV, Budi Revianto, Jumat (28/11/2014) mengatakan, berdasarkan pengumuman dari kementerian BUMN, pembangunan atau ground breaking akan dimulai Januari 2015 mendatang.
"Pembangunan tahap pertama fase 1 ini akan memakan waktu selama tiga tahun. Namun kami dari PT Pelindo sudah siap membangun. Begitu ada izin dari kementerian perhubungan kami langsung jalan. Apalagi pemenang tender sudah ada," katanya saat ditemui di kantornya Jl Soekarno Makassar.
Dia menjelaskan pendanaan juga dinilai bukan masalah karena sejumlah bank sudah siap untuk membiayai proyek jangka panjang ini.
Fase ini menelan investasi Rp 1,5 triliun dari pemegang saham Kementerian BUMN dan Pelindo IV internal.
"Kami menganggarkan bertahap selama tiga tahun. Tahun 2014 kami siapkan dana Rp 300 miliar dan tahun 2015 Rp 600 miliar," katanya.
Dia menjelaskan, dari 16 Ha tersebut 13 Ha akan dibangun lapangan penumpukan.
"Lapangan penumpukan ini mampu menampung aktivitas 1.500 teus peti kemas per harinya," katanya.
Dua Ha akan digunakan sebagai kawasan industri baru, aula, pusat pelatihan dan lainnya.
"Jadi kawasan industri baru ini akan menghidupkan pelabuhan dan menjadi basis untuk pengiriman peti kemas sehingga tidak terjadi lagi imbalance (tidak seimbang pengiriman barang dari wilayah utara ke barat begitupun sebaliknya) karena industrinya hidup," katanya.
Selebihnya akan menjadi lokasi dermaga 320 meter persegi.
"Standar dermaga ini nantinya mengikuti standar internasional dan kapal kapal besar yakni kedalaman 14 meter di bawah air," katanya.
Terakhir, akan dibangun pembangkit listrik atau power plan kapasitas 15 Mega Wartt (MW) untuk mendukung aktivitas kepelabuhanan," katanya.
Efisiensi anggaran juga bisa dilakukan dengan menggunakan listrik sebagai tenaga pembangkit semua mesin di pelabuhan.
"Saat ini kami masih menggunakan diesel secara keseluruhan. Pada akhirnya kami akan sampai pada teknologi termutakhir yakni menggunakan gas," katanya.
Dia mengilustrasikan jika menggunakan diesel maka pengeluaran operasional mencapai 100 persen, menggunakan listrik hanya membayar 70 persen dan menggunakan gas alam membayar 40 persen saja.
Pemerintah Provinsi Sulsel dan Pemerintah Kota Makassar ikut terlibat dalam pembangunan proyek ini. Pemerintah Provinsi akan menganggarkan Rp 50 miliar untuk pembebasan lahan mulai di ujung jalan tol Insinyur Sutami tembus ke lokasi MNP di Jl Galangan Kapal Makassar.
Selanjutnya Pemerintah Kota Makassar akan membangun infrastruktur jalan tembus ke lokasi tersebut juga dengan
investasi Rp 50 miliar.
Mereka sebenarnya sudah menganngarkan. Jadi tinggal eksekusi ketika ada izin pembangunan," kata Budi. (nie)