TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Permintaan pelumas pada 2015 diproyeksikan tumbuh 5 persen jika dibandingkan dengan tahun ini. Kenaikan penjualan pelumas menyusul peningkatan infrastruktur yang bisa memicu pertumbuhan ekonomi.
Paul Toar, Ketua Perhimpunan Distributor, Importir dan Produsen Pelumas Indonesia bilang, pertumbuhan permintaan pelumas tahun 2015 diproyeksikan sama dengan angka pertumbuhan permintaan pelumas tahun ini.
"Kami melihat dunia bisnis optimistis. Walaupun ada kenaikan harga bahan bakar minyak. Kebijakan ini berdampak positif dan kondisi ekonomi menjadi lebih baik. Jika ekonomi Indonesia membaik, permintaan pelumas juga akan naik," kata Paul, Selasa (2/12/2014).
Tahun ini konsumsi pelumas diperkirakan mencapai 1,05 juta kilo liter atau tumbuh 5 persen dari tahun 2013. Dengan asumsi kenaikan konsumsi 5 persen tahun depan, maka penjualan pelumas tahun 2015 naik menjadi 1,1 juta kilo liter.
Walaupun pasar naik, akan tetapi Paul belum menerima informasi baru terkait investasi. "Belum ada investor baru. Shell saja masih menyelesaikan pabriknya yang diperkirakan beroperasi tahun depan atau 2016," kata dia.
Untuk diketahui, banyak investor tak terlalu tertarik berbisnis pelumas yang masih mengandalkan bahan baku masih impor. Adapun Shell bangun pabrik karena punya jaringan bisnis kuat secara global. "Beberapa tahun lalu, ada investor dapat izin produksi oli, tapi sekarang tak jelas rimbanya," tambah Paul.(Francisca Bertha Vistika)