TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Singapore Exchange Ltd menderita gangguan trading kedua dalam kurun waktu kurang dari sebulan. Kondisi itu menyebabkan Chief Executive Officer Magnus Bocker meminta maaf kepada investor dan broker di tengah kritisi yang datang dari pihak regulator.
Asal tahu saja, hari ini, bursa terbesar di Asia Tenggara ini dibuka terlambat 3,5 jam dari jadwal karena adanya kerusakan software. Padahal, pada 5 November lalu, operator bursa ini juga menunda trading lebih dari dua jam karena adanya kegagalan power suplai.
"Hal ini seharusnya tidak terjadi dan kami bertanggungjawab penuh. Kami tengah mereview proses yang tengah berlangsung untuk mencegah gangguan lain," jelas Bocker.
Pimpinan bursa Singapura itu saat ini juga tengah berupaya untuk memperbaiki kinerja bursa yang negatif. Pada kuartal III lalu, volume transaksi di bursa Singapura melorot sehingga menggerus laba SGX sebesar 16 persen.
Sementara itu, saham SGX hanya naik tipis 0,1 persen di sepanjang tahun ini hingga kemarin. Pencapaian itu lebih rendah dari nilai rata-rata bursa saham dunia yang tercermin dari Bloomberg World Exchange Index yang tumbuh 3,5 persen pada periode yang sama. Bahkan, harga saham SGX sudah merosot 7,5 persen sejak Bocker memimpin sebagai CEO di 2009.
Kerusakan yang terjadi pada hari ini diumumkan pada pukul 04.00 dini hari tadi. Pasar akan tetap dibuka hingga pukul 17.00 waktu Singapura. Setelah penutupan, SGX akan menggelar konferensi pers terkait hal ini.
"Broker sudah kehilangan kepercayaan pada sistem SGX. Klien sangat kecewa. Mood investor di sepanjang tahun ini juga tidak terlalu bagus, dan kejadian ini juga merusak segala sesuatunya," jelas Manoj Kumar, broker CIMB Group Holdings Bhd di Singapura.