News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Di Bawah Dwi, Pertamina Dikhawatirkan Dikuasai Asing

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Rendy Sadikin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri BUMN, Rini M Soemarno (tengah), didampingi Menteri ESDM, Sudirman Said (kanan), saat mengumumkan penunjukkan Dwi Sucipto (kiri) sebagai Direktur Utama PT Pertamina di Kantor Kementerian BUMN di Jakarta, Jumat (28/11/2014). Dwi Sucipto yang sebelumnya menjabat Direktur Utama PT Semen Indonesia akan mengisi jabatan Dirut Pertamina periode 2014-2019. Dwi akan dibantu jajaran direksi baru yang juga diumumkan yaitu: Arif Budiman, Ahmad Bambang, dan Yeny Handayani. Kompas/Iwan Setiyawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Pertamina berpeluang besar dimiliki pemodal asing. Pasalnya, kebijakan direksi baru di bawah kepemimpinan Dwi Soetjipto dikhawatirkan akan memperbesar utang selama lima tahun ke depan.

Penilaian itu berdasarkan dari rekam jejak Dwi yang diketahui bekas menjabat Direktur PT Semen Indonesia (persero).

Koordinator Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng menjelaskan, kondisi perekonomian Indonesia memungkinkan perusahaan plat merah yang bergerak di bidang pertambangan minyak maupun BUMN lain dikuasai pihak asing dengan mudah.

Menurutnya, defisit transaksi berjalan Indonesia di angka Rp60 triliun sampai Rp80 triliun dengan tingkat fluktuasi yang terus menurun makin membebankan utang luar negeri.

"Maka kalau keuangan kita kolaps Pertamina akan diambil alih oleh perusahaan asing yang memang sudah mengincar sejak lama," kata Salamuddin dalam diskusi bertema 'Pertamina di Bawah Ancaman Privatisasi dan Utang Luar Negeri' yang digelar di restoran Dapur Selera, Tebet, Jakarta Minggu (7/12/2014).

Dirinya menjelaskan, sektor migas Indonesia dipegang oleh orang-orang yang pro terhadap kebijakan pemodal asing. Seperti Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri ESDM Sudirman Said, dan Dirut PT Pertamina Dwi Soetjipto.

"Ini sangat membuka peluang privatisasi Pertamina, karena Pertamina utang luar negerinya sudah mencapai Rp 100 triliun, ditambah juga dengan utang dalam negeri. Jadi, sudah 65 persen dari total aset," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini