TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - PT Berca Sportindo, produsen sepatu domestik yang sebelumnya dikenal memproduksi sepatu League, memperkenalkan merk baru mereka, Legas, ke pasar Surabaya, Senin (8/12/2014).
Industri sepatu akan jadi salah satu industri nasional yang akan bertarung di garda depan dalam era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.
Untuk itu Legas diluncurkan sesuai dengan kebutuhan pasar Indonesia dengan harga terjankau.
Menghadapi tersebut, pemilik usaha sepatu dalam negeri, mengkhawatirkan adanya hambatan yang bisa membuat mereka lemah dalam bersaing berebut pasar.
Salah satu raja industri sepatu dalam negeri, Murdaya Poo, mengatakan, industri sepatu Tanah Air sebetulnya punya potensi besar untuk bersaing dengan sepatu impor.
“Indonesia itu sudah lama dikenal sebagai pembuat sepatu berkualitas tinggi. Jadi, kalau bersaing di MEA, kita tidak perlu takut,” ujar Murdaya, ditemui di Surabaya, Senin (8/12/2014), saat mempromosikan Legas, merk sepatu terbaru dari PT Berca Sportindo yang dipimpinnya.
Meski demikian, Murdaya mengakui, industri komoditas ini bisa terhambat dengan masalah upah pekerja yang tak menentu.
Selain masalah besaran UMK yang terlalu tinggi, pengusaha dihadapkan pada ketakutan aksi mogok buruh yang meminta kenaikan upah sewaktu-waktu.
“Pengusaha juga setuju dengan (kenaikan) UMK yang masuk akal. Tapi tidak bisa (proses produksi) berhenti di tengah-tengah. Kalau kenaikan UMK itu teratur, disepakati waktunya, oke saja. Tapi kan tidak bisa minta sewaktu-waktu,” sebut Murdaya.
Pria yang mendapat predikat sebagai orang terkaya ke-12 di Indonesia versi Forbes pada tahun lalu ini, mengakui, upah pekerja bisa jadi kelemahan industri sepatu nasional.
Menurut dia, beberapa negara Asia Tenggara, bisa jadi pesaing nyata dalam MEA mendatang, karena upah pekerja yang lebih rendah dari Indonesia.
“Tiongkok jadi pesaing kita. Kalau di MEA, Vietnam, juga Kamboja. Upah buruh mereka lebih rendah,” katanya. (Aji Bramastra)