News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

GMF dan BAI Bangun Perusahaan Perawatan Pesawat di Bintan

Editor: Budi Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan di GMF

TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA  - GMF AeroAsia (GMF) dan Bintan Aviation Investment (BAI) menjalin kerjasama membentuk perusahaan patungan untuk menggarap perawatan pesawat di kawasan industri Bintan, Kepulauan Riau.  

Kesepakatan joint venture ini ditandatangani oleh Direktur Utama GMF AeroAsia Richard Budihadianto dan Direktur Utama Bintan Aviation Investment Frans Gunara di Jakarta pada 8 Desember 2014. Kerjasama strategis ini diproyeksikan menggarap bisnis yang terkait dengan industri penerbangan di Commercial International Private Airport atau bandar udara komersial internasional pertama di Indonesai yang dikelola swasta dan Aerospace Park pertama di Indonesia.

“Perusahaan patungan ini akan menjadi anak perusahaan pertama GMF,” kata Direktur Utama GMF AeroAsia Richard Budihadianto. GMF merupakan anak perusahaan Garuda Indonesia yang bergerak di jasa perawatan pesawat.

 Sedangkan Bintan Aviation Invenstment adalah anak perusahaan Gallant Venture Ltd. Pada 11 Februari 2014, Garuda dan Gallant Venture telah menandatangani MoU untuk mengembangkan Bintan sebagai hub penerbangan dan pariwisata.

 Pusat perawatan pesawat akan menjadi bagian dari 177 hektar Bintan Aerospace Industrial Park yang berlokasi di dalam Kawasan Industri Bintan berdekatan dengan runway Bandara Bintan.

Bandara Bintan merupakan  bandara pertama yang dimiliki pihak swasta di Indonesia memiliki fasilitas untuk pesawat berbadan lebar (wide body aircraft). Bintan Aerospace Industrial Park terdiri dari fasilitas perawatan pesawat,  manufaktur dan perakit mesin serta komponen pesawat, pusat pendidikan dan pelatihan di bidang aviasi, serta pusat penelitian dan pengembangan. Selain itu juga akan dibangun sebuah kota tersendiri dan tempat tinggal untuk karyawan, pusat kesehatan, olahraga, dan perbelanjaan, untuk memenuhi kebutuhan manajemen dan staf di Bintan Aerospace Industrial Park.

Menurut Richard Budihadianto, perusahaan patungan GMF dan BAI akan melayani perawatan pesawat berbadan lebar (wide body) seperti B747, B777, dan A330. Untuk tahap pertama akan dibangun hangar dengan 2 bay dan hangar painting. Pada tahun ketiga, hangar dikembangkan lagi 2 bay sehingga terdapat 4 bay ditambah satu hangar painting. Hangar ini dilengkapi back up shop, component shop dan aircraft related component. “Hangar pertama dibangun tahun 2015 dan ditargetkan beroperasi akhir di tahun 2016,” katanya. Hangar Bintan melengkapi hangar GMF yang telah beroperasi di kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta Cengkareng. Pada tahap berikutnya akan dibangun Component Shop dan Engine Shop beserta produk dan jasa pendukungnya.

Untuk menyokong pembangunan dan operasional Bintan-MRO, GMF bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau mendidik putra-putri terbaik Kepulauan Riau menjalani pendidikan di Universitas Suryadharma Jakarta. Mereka disiapkan menjadi teknisi perawatan pesawat hingga tingkat D3 sekaligus mendapatkan General License. Dalam lima tahun pertama, perusahaan patungan ini mempekerjakan 1.500 orang direct manpower untuk perawatan pesawat. “Rekrutmen dan proses pendidikan mereka sudah dimulai sejak tahun 2014 ini,” katanya.

Richard Budihadianto mengatakan Bintan dipilih sebagai area pengembangan fasilitas perawatan pesawat karena beberapa faktor. Secara geografis Bintan dekat dengan Singapura yang menjadi salah satu pusat perwakilan perusahaan dunia yang bergerak di industri penerbangan. Di pulau ini, antara bandar udara dan pelabuhan terintegrasi sehingga pergerakan komponen pesawat lebih mudah dan efisien. Selain itu, Bintan juga menjadi bagian dari area perdagangan bebas /  free trade zone sehingga memberikan nilai tambah. “GMF ingin meningkatkan daya saing melalui integrasi supply chain management dan market,” katanya. Apalagi di kawasan ini juga dikembangkan Aerospace Park sebagai kawasan terpadu industri penerbangan pertama di Indonesia.

Perusahaan patungan GMF dan BAI ini membidik pasar perawatan pesawat yang terus tumbuh, khususnya pesawat berbadan lebar. Garuda Indonesia sudah mengoperasikan pesawat B777 yang akan bertambah menjadi 10 unit, pesawat A330 berjumlah 16 unit yang ditambah menjadi 30 unit, serta pesawat B747. Maskapai lain dunia, khususnya Asia Pasifik terus menambah jumlah armada berbadan lebarnya sehingga pasar perawatan terus meningkat. Selama tahun 2013 total pasar perawatan pesawat di Asia Pasifik senilai USD 16,4 miliar, pada tahun 2022 meningkat 43,4% menjadi USD 26,5 miliar. “Asia Pasifik mencatat pertumbuhan tertinggi dibanding kawasan lain,” katanya.

Direktur Utama BAI yang sekaligus COO di Gallant Venture Ltd. (GV), Frans Gunara, menyampaikan Bintan Resort sebagai pilihan tujuan wisata bagi para wisatawan asing dan local. Sejalan dengan ekspansi Bintan Industrial Estate yang memiliki fasilitas kelas dunia untuk pusat industri penerbangan yang dilengkapi dengan fasilitas bandara premium, akan menjadi pelopor perkembangan ekonomi di provinsi Kepulauan Riau dalam rangka menghadapi pasar tunggal ASEAN.

GV berkomitmen untuk berinvestasi menyediakan infrastruktur penting dalam rangka melayani bertambahnya jumlah wisatawan di Kepulauan Riau. Komitmen ini ditunjukkan dengan memperluas jaringan jalan raya, daya listrik, air dan fasilitas telekomunikasi di bandara baru dan aerospace park. Jaringan kapal ferry yang menghubungkan dengan pulau-pulau terdekat termasuk Singapore akan diperluas, dalam rangka mempercepat pelayanan. Di saat yang sama, operasi Garuda Indonesia dan kawasan industri penerbangan di Bintan akan meningkatkan ekonomi lokal dan menciptakan lapangan pekerjaan sejalan dengan peningkatan kemampuan dan taraf hidup masyarakat Kepulauan Riau. “Gallant Venture berkomitmen mendukung Garuda dan partner aliansinya, serta industri penerbangan di Indonesia,” kata Frans Gunara.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini