TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Harga minyak mentah dunia "rebound" atau berbalik naik pada Rabu (7/1/2015) waktu setempat (Kamis pagi WIB), karena para pedagang mulai membeli setelah penurunan tajam baru-baru ini.
Minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman Februari naik 0,72 dollar AS menjadi menetap di 48,65 dlolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman Februari naik lima sen menjadi ditutup pada 51,15 dollar AS per barel.
Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan pada Rabu bahwa stok minyak mentah AS turun 3,1 juta barel menjadi 382,4 juta barel pada pekan yang berakhir 2 Januari. Penurunan tak terduga ini mendukung harga minyak.
Produksi minyak mentah AS naik 11.000 barel per hari menjadi 9,13 juta barel pada pekan lalu, terbesa dalam data mingguan yang dimulai pada Januari 1983.
Harga minyak anjlok sekitar 10 persen dalam tiga hari perdagangan 2015, karena pasar memperkirakan pasokan global melampaui permintaan.
Tidak ada tanda-tanda bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan memangkas produksi mereka untuk menangani kemerosotan harga.
Juru bicara Kementerian Perminyakan Irak Asim Jihad, Minggu, mengatakan negaranya berencana untuk meningkatkan ekspor minyak mentah menjadi 3,3 juta barel per hari bulan ini. Negara itu mengekspor 2,94 juta barel per hari pada Desember, terbesar sejak tahun 1980-an.
Produksi OPEC turun sebesar 122.000 barel per hari dari November menjadi 30,24 juta barel pada bulan lalu, menurut survei Bloomberg.
Harga minyak mentah telah jatuh lebih dari 50 persen dari puncak pada Juni 2014.(Erlangga Djumena)