News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Program Konversi BBM ke BBG Terancam Gagal

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas mengisikan bahan bakar gas (BBG) untuk bajaj melalui mobil pengisian BBG atau Mobile Refueling Unit (MRU) di Lapangan IRTI Monas, Jakarta Pusat, Jumat (6/9/2013). MRU milik Perusahaan Gas Negara (PGN) ini merupakan fasilitas pengisian BBG yang dapat berpindah lokasinya sehingga dapat menjadi solusi pengisian BBG yang sering terkendala jarak dan lahan pembangunan. WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wacana pemerintah Indonesia mengonversi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) terancam sirna. Harga minyak mentah dunia yang lagi turun menyentuh level 40 dollar AS per barel membuat banderol Premium dan Solar ikut turun.

"BBG (artinya) bolak-balik gagal terus. Kami juga tidak punya road map, karena tidak kuasa membuatnya. Presiden Jokowi punya road map yang bagus mudah-mudahan bisa terlaksana," tukas Ridha Ababil, Vice President Corporate Communication PT Perusahaan Gas Negara (PGN) disela Tes Drive PGN, di Ancol, Jakarta Pusat, Kamis (15/1/2015).

PGN sebagai BUMN gas, lanjut Ridha, sudah waktunya peduli dengan kebutuhan masyarakat pada bahan bakar alternatif. Meskipun sebenarnya dari segi bisnis memasok kebutuhan gas untuk kebutuhan industri lebih menguntungkan ketimbang transportasi.

"Namun sebagai BUMN diminta pemerintah untuk menyalurkan gas untuk masyarakat dan mengurangi ketergantungan impor minyak, kami siap lakukan. Kami tidak mau dianggap tidak memperhatikan masyarakat," beber Ridha.

Meskipun dengan segala kekurangan yang dihadapi, mulai dari infrastruktur, isyu keamanan, harga jual gas yang belum menguntungkan, dan lain sebagainya, tapi program harus terap jalan. Saat ini harga BBG dipatok Rp 3.100 per LSP (liter setara Premium).

"Jujur saja dengan harga segitu (Rp 3.100) kami tidak ada untungnya menjual gas ke masyarakat, tapi ini PGN harus memulai, sebut saja pengorbanan kami," tukas Ridha.

Tahun lalu, jelas Ridha, PGN menargetkan membangun 16 SPBG baru di Indonesia, tapi baru terealisasi 2 lokasi saja. Kendala yang dihadapi PGN dalam menciptakan infrastruktur ini ada pada kesediaan lahan yang terbatas.

"Bukannya kami tidak ada uang, sudah ada dananya, hanya lahannya tidak ada. Kalaupun ada lokasi ya tidak bisa dilalui truk besar, ini jadi kendala," tutup Ridha.(Agung Kurniawan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini