TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA - Corporate Social Responsibility (CSR) harus benar-benar menjadi cara berbisnis yang menyeimbangkan antara tujuan ekonomi, sosial dan lingkungan. Dari aspek ekonomi perusahaan sebagai produsen harus beresponsi terhadap masyarakat konsumen, melalui pasar.
Hal ini diutarakan Prof Dr Emil Salim pada kesempatan kegiatan Communication and Business (COMMBIZ) 2015 dengan tema " Komunikasi CSR : Tantangan dan Strategi bagi Keberlangsungan Bisnis " di JS Luwansa Hotel and Convention Center, Jakarta, selasa (20/1/2015)
Terkait dengan kegiatan bisnis menurut Emil salim , bisnis merupakan kegiatan jangka panjang bukan hanya sesaat saja sifatnya, oleh karenanya semua kegiatan bisnis itu harus mengiikuti kodrat alam.
Bahkan pada kesempatan yang sama Direktur konsultan komunikasi OnePR Ita Luthfia mengatakan komunikasi merupakan jatungnya CSR. Dalam setiap tahap praktik CSR, komunikasi menjadi organ vital yang membuat program tanggung jawab sosial perusahaan hidup. Adalaha tugas unit kerja komunikasi dan CSR Perusahaan untuk membangun komunikasi CSR dengan melibatkan pemangku kepentingan sejak dari awal perencanaan , implementasi, monitoring, sampai tahap evaluasi program.
Memberikan informasi dan menjalankan komunikasi dengan pemangku kepentingan menurut Direktur Komunikasi Aqua Group Troy Pantouw adalah pekerjaan rumah terbesar yang harus dilakukan oleh perusahaan atau institusi. Komunikasi CSR bukan sekedar wacana atau teori di atas kertas. " Ini membutuhkan perencanaan , komitmen, ketekunan, energi, sosialisasi, harmonisasi dan hubungan baik yang tiada habisnya, serta evaluasi yang menyeluruh dan dilakukan secara terus menerus.