Laporan Wartawan Tribun Timur, Rasni Gani
TRIBUNNEWS.COM,MAKASSAR--Harapan penurunan harga Bahan Bakar Minya (BBM) mampu memperbaiki inflasi dan kondisi ekonomi nampaknya tidak membuat sejumlah bank swasta mengoreksi bunga kredit.
Sebaliknya, pihak bank cenderung 'menahan' pemberlakuan bunga sesuai suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7,75 persen yang berlaku sejak akhir tahun 2014.
Sejumlah bank kakap di Makassar kompak menyuarakan langkah menahan tingkat bunga dengan asumsi kondisi ekonomi nasional masih lemah.
Regional Manager PT Bank Mega Makassar, Andrew Wong Jaya, Rabu (21/1), menjelaskan, masih akan mempertahankan bunga kredit bunga kredit hingga 3 bulan kedepan.
"Suku bunga kami masih sama melihat kondisi ekonomi yang belum stabil. Biasanya penyesuaian bunga kredit bank Mega terhadap koreksi BI rate jarank waktu minimal 2-3 bulan setelahnya," katanya.
Disayangkan, kata dia, sebelumnya sempat turun harga BBM (bahan bakar minyak) tidak mempengaruhi harga barang di pasaran sehingga tidak ada pembenahan inflasi yang berujung pada koreksi suku bunga.
Sejalan dengan itu, bank Mega Makassar membawahi wilayah Sulawesi, Kalimantan, Ambon dan Papua menargetkan pertumbuhan landing 40 persen dari Rp 2,5 triliun tahun 2014 naik Rp 3,5 triliun tahun 2015.
"Sektor pembiayaan UKM mendominasi dengan target tumbuh hingga 60 persen," kata Andrew. (nie)