TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rencana penyertaan modal negara (PMN) ke sejumlah perusahaan BUMN, khususnya PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dinilai positif dalam mendukung pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Pengamat Perbankan, David Sumual, mengatakan PMN tersebut dilakukan agar perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dapat aktif terlibat dalam pembangunan infrastruktur dalam mendorong perekonomian nasional.
“Pada dasarnya penyuntikan modal ini baik. Khusus untuk Bank Mandiri memang perlu modal besar untuk mendorong kredit ke sektor infrastruktur,” katanya, Selasa (27/1/2015).
Menurut David, pembiayaan infrastruktur nanti juga harus didukung oleh perusahaan BUMN yang lain, khususnya yang terlibat langsung dalam proses pembangunan infrastruktur nanti.
“Misalnya kreditnya untuk membangun pelabuhan, harus dilihat apakah pelabuhan tersebut nantinya menjanjikan untuk ekonomi dan ke depannya. Jangan sampai jadi kredit macet,” katanya,
Sementara itu, secara terpisah Anggota Komisi XI DPR RI Hendrawan Supratikno, mengatakan saat ini Komisi XI masih membahas mengenai suntikan PMN untuk perusahaan BUMN khususnya Bank Mandiri.
“Rencananya Selasa, Menteri BUMN akan bertemu dengan Komisi XI untuk membahas hal ini,” katanya.
Hendrawan menilai, selain untuk mendukung pembangunan infrastruktur, PMN tersebut juga dimaksudkan sebagai langkah awal guna mendorong Bank Mandiri menjadi Regional Bank Champion di Asia Tenggara.
Hendrawan menambahkan, pemberian modal sebesar Rp 5,6 triliun tersebut masih terlalu sedikit. "Dengan suntikan modal itu, bank memiliki modal yang lebih besar untuk mendukung pembanguan infrastruktur,” katanya.
Sebelumnya, manajemen Bank Mandiri menyatakan, kapasitas perbankan nasional dalam membiayai proyek-proyek infrastruktur sangat terbatas, mengingat per November 2014, total dana pihak ketiga (DPK) perbankan nasional mencapai Rp 3.930 triliun, sedangkan kredit yang disalurkan sebesar Rp 3.626 triliun atau dana yang tersedia hanya sebesar Rp 304 triliun.
Padahal, setidaknya dibutuhkan dana minimal Rp 1.000 triliun pertahun untuk mencukupi kebutuhan pembangunan infrastruktur di negara berkembang seperti Indonesia.
Melalui skenario rights issue, pemerintah hanya memberikan PMN sebesar Rp 5,6 triliun, namun perolehan laba Bank Mandiri pada 2020 diproyeksikan bisa mencapai Rp 51,7 triliun. Sedangkan tanpa rights issue, perolehan labanya hanya Rp 47,2 triliun.