TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Budi Gunadi Sadikin enggan berkomentar banyak terkait merger dengan PT BNI (Persero) Tbk. Bagi Budi, saat ini yang paling krusial untuk diurus adalah mendapatkan suntikan dari negara yang diusulkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Perubahan 2015 sebesar Rp 5,6 triliun.
Budi juga mengatakan, wacana merger dengan BNI adalah lagu lama, dan kecil kemungkinannya akan terealisasi dalam waktu dekat.
"Kita lagi sibuk ngurus PMN (Penyertaan Modal Negara). Konsentrasi di sini dulu. Belum kepikiran soal itu (merger), bener. Kok ada berita seperti itu, (kita) sibuk ngurusin ini (PMN)," kata Budi ditemui di gedung parlemen, Jakarta, Sekasa (3/2/2015).
"Enggak lah (dalam waktu dekat). Aku rasa beresin PMN ini dulu deh. Kebanyakan topik baru, belum tentu selesai," imbuh Budi.
Budi pun mengaku tidak tahu-menahu siapa yang melempar isu merger tersebut. Budi sendiri lebih memilih menguras tenaga untuk sesuatu yang riil.
"Kami yang riil-riil aja lah. PMN aja belum selesai. Itu kan masih usulan ke pemerintah, masih harus ke DPR lagi, masih panjang lah," jelas Budi ditanya kemungkinan realisasi merger.(Estu Suryowati)