Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero), Gatot Suwondo mengaku pernah merasa jengkel dituding sebagai penghambat rencana pemerintah dalam mengabungkan atau merger BNI dengan PT Bank Mandiri (Persero).
"Terus terang saya marah sekali, dinilai seperti itu. Saya engak mau bukan karena jabatan mau habis, tapi harus jelas tujuan merger seperti apa," kata Gatot, Jakarta, Rabu (18/2/2015).
Menurut Gatot, penggabungan kedua bank ini tidak perlu jika alasannya hanya untuk membuatnya menjadi besar dan sebagai langkah menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sektor perbankan pada 2020.
"Saya pernah nanya ke salah satu petinggi, nanya kenapa mau di gabung, di jawab agar menjadi lebih besar, saya tanya lagi kalau sudah besar mau ngapain, itu engak jelas," ujar Gatot.
Pertanyaan Gatot tersebut diutarakan, karena dirinya harus bertanggung jawab kepada seluruh karyawan BNI jika ada yang bertanya kepadanya mengenai merger itu. Gatot pun, melihat merger tidak semudah membalikan telapak tangan.
"Karyawan BNI itu kan pintar-pintar. Sekarang daripada mikirin merger yang butuh waktu lama, perhitungan lama, dan belum tentu hasilnya bagus nanti. Mendingan fokus saja kepada infrastruktur," ujarnya