TRIBUNNEWS.COM, MAGETAN - Jeruk Pamelo yang menjadi brand Kabupaten Magetan ini, sebentar lagi akan ditinggalkan petani.
Selain harga jeruk ini dipasaran jatuh, Pemerintah kabupaten (Pemkab) Magetan yang diawal tahun 2002 lalu giat memberikan bimbingan tata cara menanam Jeruk Pamelo dan memberi bantuan bibit serta memasarkan, sekarang sepertinya tidak lagi dilakukan.
Sehingga, buah yang sudah banyak dikenal di manca negara itu kini merana dan mulai berkurang produktifitasnya.
"Saya sebelumnya punya,500 batang pohon Jeruk Pamelo, tapi sekarang tinggal sekitar 200 batang saja. Kebun saya lebih baik saya tanami tebu lebih menghasilkan,"kata Sudarto, salah seorang petani Jeruk Pamelo warga Desa Bandar, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Magetan kepada Surya, Rabu (17/2/2015).
Menurut pensiunan PNS Dinas Perternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan ini, beralihnya cocok tanam dari berkebun Jeruk Pamelo ke tanaman tebu ini hanya semata, harga dan banyak dibutuhkan di pasar.
"Jeruk Pamelo itu sekarang ini sudah tidak laku, kalau pun ada pembeli satu buah paling cuma di hargai Rp 1000, itu kalau ada yang beli,"kata Sudarto.
Sebenarnya, lanjut Sudarto, menananm tebu itu paling tidak disukai. Tapi apa daya, karena mau ditanami padi juga tanahnya kurang cocok. Terus ditanami Jeruk Pamelo, petani rugi karena tidak laku.
Ketua Komisi B, yang membidangi pertanian dan perternakan DPRD Kabupaten Magetan Suratman yang juga tokoh petani Jeruk Pamelo, membenarkan mulai beralihnya petani Jeruk Pamelo ke tanaman tebu.
Hal ini karena adanya provokasi dari tengkulak, yang mengiming-iming petani, sehingga petani tergerak dan memetik buah jeruk sebelum masa petik.
"Karena belum masuk masa petik, jeruk itu rasanya kurang enak. Sehingga ketidak enakan jeruk itu, menjadi buah bibir dan sampai jauh ke manca negara,"kata Suratman yang memperkenalkan manisan Kormelo (Korma Pamelo) yang terbuat dari kulit Jeruk Pamelo itu.
Padahal, Jeruk Pamelo itu ada banyak khasiat untuk kesehatan, karena mengandung Pektin, Likopen dan Vitamin.
Pektin dapat menurunkan kolesterol secara tajam, memperkecil resiko terjadinya kanker, stroke, dan penyakit jantung. Kandungan antioksidan dan vitaminnya sangat baik untuk gusi, kulit dan lambung.
"Saya akan mengajukan anggaran untuk membangkitkan lagi tanaman Jeruk yang sudah bersertifikat international,"kata Suratman sambil menjelaskan tiga varietas Jeruk Pamelo khas Magetan ini, yaitu Jeruk Pamelu Madu, Jeruk Pamelo (Bali), Jeruk Pamelo Nambangan, dan Jeruk Pamelo Sei Nyonya.
Menurut Suratman, kalau Kabupaten Magetan tidak segera bangkit, ikon Magetan itu akan dimiliki daerah lain yang sekarang sudah berkembang sangat pesat. Seperti di Sulawesi di Kepulauan Pangkalan Jeni. (Doni Prasetyo)