News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Target Pertumbuhan 8 Persen adalah Mimpi Buruk

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Target pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen di tahun 2019, dinilai sejumlah ekonom sebagai target yang sulit untuk dicapai. Salah satunya adalah ekonom asal Institut Pertanian Bogor, Iman Sugema yang mengatakan bahwa target tersebut hanyalah mimpi.

"Target tersebut mimpi yang buruk, tidak bisa kalau sekarang, apalagi dengan kebijakan dan cara kerja seperti ini. Enggak usah mimpi 8 persen, 6 persen saja susah. Alasannya, tiga macan Asia yakni China, India dan Indonesia, memang sedang melambat semua," jelas Iman dalam diskusi bertajuk "Target Pertumbuhan Ekonomi 8 persen Tahun 2019 : Mimpi atau Kenyataan?", di Jakarta, Selasa (10/3/2015).

Iman menambahkan, komentar tersebut berkaca dari sejumlah hal. Salah satunya adalah investasi pemerintah yang hingga saat ini baru 2,5 persen dari Produk Domestik Bruto, dimana seharusnya 5,7 persen.

"Belanja modal pemerintah bersifat komplementer bagi investasi swasta. Investasi swasta seharusnya mencapai 27persen dari PDB, tapi saat ini baru mencapai 22 persen dari PDB. Tantangannya adalah pembiayaan dari perbankan domestik masih terlalu mahal," tambah Iman.

Dalam acara yang sama, ekonom dari Unika Atma Jaya, A. Prasetyantoko mengatakan bahwa sejumlah studi menunjukkan target tersebut bisa tercapai, meski harus memenuhi sejumlah persyaratan yang berat.

"Studi bilang beda-beda, dari 7 persen sampai 10 persen. Apapun itu, prasyaratnya kompleks. Studi dari Harvard mengatakan bisa 10 persen asal ada tough reform. Tapi kalau biasa-biasa saja tumbuh hanya 5 persen. Kemudian harus ada tambahan 4 juta tenaga kerja ahli sehingga target tumbuh 10 persen bisa tercapai," kata Prasetyantoko.

Menurut dia, Indonesia harus memenuhi beberapa syarat untuk mencapai target 8 persen tersebut. Mulai dari melakukan reformasi struktural, perpindahan dari produksi komoditas ke manufaktur, dan meningkatkan saving, sehingga kemampuan membiayai ekspansi ekonomi akan lebih tinggi.

Hal ini senada dengan ekonom dari Universitas Gadjah Mada (UGM), A. Tony Prasetiantono, bahwa target tersebut bisa tercapai asal program pengembangan infrastruktur pemerintah bisa berjalan lancar. Pasalnya, kata dia, infrastruktur yang baik akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Tidak mudah ya, tapi 7 persen saya kira mungkin. Intinya di pembangunan infrastruktur yang bisa membuat kegiatan ekonomi lebih mudah. Mulai dari transportasi, barang lebih baik, dan efisiensi. Jadi pembangunan infrastruktur harus dikebut," ucap Tony.(Stefanno Reinard Sulaiman)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini