TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyatakan kecenderungan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap Dollar AS belum mempengaruhi minat investasi ke Indonesia. Menurut dia rencana investasi yang sudah masuk ke BKPM periode
Januari-Februari 2015 masih lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2014.
Rencana investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang sudah masuk ke BKPM periode Januari- 12 Maret 2015 sebanyak 1.138 proyek dengan nilai investasi Rp 59 Triliun, naik dibandingkan periode yang sama tahun 2014 sebanyak 689 proyek senilai Rp 40,16 Triliun. Sementara untuk Penanaman Modal Asing (PMA) rencana investasi yang sudah masuk ke BKPM periode Januari-12 Maret 2015 sebanyak 596 proyek senilai 16,1 Miliar dollar AS, naik
dibandingkan periode yang sama tahun 2014 sebanyak 698 proyek senilai US$ 6,3 Miliar.
"Seperti yang saya nyatakan sebelumnya, trend pelemahan nilai tukar rupiah belum berdampak terhadap minat investasi. Kita berharap rencana investasi ini dapat segera terealisasi sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Franky, Minggu (15/3/2015).
Franky menambahkan untuk PMA, rencana investasi yang paling besar berasal dari China, di mana
periode Januari-Februari 2015 tercatat senilai 6,77 Miliar dollar AS. Jumlah ini jauh meningkat dibandingkan periode yang sama tahun 2014 senilai 557,22 juta dollar AS.
Negara lain yang mencatatkan kenaikan rencana investasi Januari-Februari 2015 adalah Jepang senilai 1,03 Miliar dollar AS, dibandingkan periode yang sama tahun 2014 senilai 319,68 Juta dollar AS. Kemudian Malaysia di mana
rencana investasi periode Januari-Februari 2015 senilai 2,23 Miliar dollar AS, dibandingkan periode yang
sama senilai 252,59 Juta dollar AS.
Franky memaparkan kenaikan rencana investasi China tidak mengherankan. Pasalnya pada Triwulan IV Tahun 2014
realisasi investasi dari China untuk pertama kalinya sejak tahun 2010 masuk lima besar investasi asing ke Indonesia senilai 500 Juta dollar AS .
"Demikian juga dengan Malaysia yang pada tahun 2014, untuk pertama kalinya masuk dalam lima besar investasi asing ke Indonesia senilai 1,8 miliar dollar AS,”jelas Franky.
BKPM juga mencatat adanya penurunan rencana investasi yang sudah masuk ke BKPM sepanjang Januari-Februari 2015, dari beberapa negara, dibandingkan periode yang sama 2014.
“Kita berpendapat penurunan nilai rencana investasi dari negara-negara tersebut bukan akibat melemahnya nilai tukar rupiah, tapi karena trend waktu pengajuan permohonan yang biasanya
semakin meningkat di bulan-bulan berikutnya, “jelas Franky.
BKPM sendiri untuk tahun 2015 menargetkan realisasi investasi sebesar Rp 519 Triliun, meningkat 14 persen dibandingkan realisasi investasi tahun 2014. Sementara, untuk periode 2015-2019, BKPM menargetkan realisasi investasi sebesar Rp 3.500 Triliun guna mendukung target pertumbuhan ekonomi 7 persen.