Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penguatan dolar AS yang membuat terdepresiasinya mata uang negara lain, termasuk rupiah ternyata tidak mempengaruhi kinerja PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
"Kalau sekarang kan cuma naik turun sekejap saja. Saya kira tidak terlalu berpengaruh. Pinjaman dalam dolar juga kita sudah sangat batasi sejak 2005, jadi saya tidak khawatir," kata Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja di Jakarta, akhir pekan lalu.
Namun, Jahja tidak menampik dengan penguatan dolar AS membuat biaya investasi yang dikeluarkan perseroan pada tahun ini sedikit membengkak. Dimana, sepanjang 2015 perseroan menyiapkan dana investasi sebesar Rp 1,5 triliun.
"Berpengaruh lebih ke investasi BCA, karena semua dibeli dengan dolar seperti ATM dan lainnya, itu kan harganya naik jadi terpengaruh ke cost dan overhead kita. Kami sudah hitung di level Rp 12.500 per dolar AS, jadi kalau dilihat sekarang, ada kenaikan 10 persen lah kira-kira," tutur Jahja.
Kurs tengah Bank Indonesia Jumat (20/3/2015) mencatat rupiah kembali melemah ke level Rp 13.075 dari posisi hari sebelumnya Rp 13.008 per dolar AS.