Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Rini Mariani Soemarno (56), Menteri BUMN Indonesia merasa bingung atas suara-suara yang mengatakan pro neo-lib setelah memutuskan beberapa direksi di BUMN tertentu. Bahkan dia mempertanyakan kembali berdasarkan apa mereka bisa menilai dirinya sebagai pro neo-lib segala.
"Saya bingung mendengar komentar orang mengenai neo-lib, apa sih definisi neo-lib itu?" papar Rini khusus kepada Tribunnews.com malam ini (23/3/2015) di sebuah hotel bintang lima di Tokyo.
Rini yang ikut ke dalam rombongan Presiden RI Joko Widodo berusaha untuk meningkatkan performance BUMN di Indonesia termasuk juga kerjasama dengan pihak Jepang.
"Cobalah kita cek sendiri performance di BRI sebelum dia saya angkat jadi Dirut Bank BNI, kan sangat bagus. Kita melakukan pengkajian kepadanya sebelum diangkat menjadi Dirut Bank BNI yang baru kini. Pengkajian itu juga lolos dari beberapa orang yang diusulkan dan dia yang terpilih sebagai Dirut Bank BNI saat ini," jelasnya lagi.
Selain itu Rini juga meminta rakyat melihat performance Bank BRI saat dipimpinnya, "Di Bank BRI juga demikian, kita bis alihat bagaimana performance dia saat bekerja di sana, bagaimana pembiayaan yang dilakukannya, bagaimana pembiayaan kelapa sawit, para petani, pembiayaan infrastruktur dan segalanya kan baik. Apanya yang neo-lib, saya tidak mengerti jadinya?" tekannya lebih lanjut.
Achmad Baiquni yang baru diangkat menjadi Dirut Bank BNI sebelumnya Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk dipertanyaan beberapa pihak, dianggap keputusan Rini pro neolib dan menggerogoti kebijakan pro rakyat yang diusung Presiden Jokowi.