TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perindustrian Saleh Husin menilai kehadiran pabrik Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia (MMKI) di Bekasi, akan memberikan dampak ekonomi yang cukup signifikan bagi Indonesia. Salah satu dampak menguntungkan yaitu dalam penyediaan lapangan kerja maupun penerimaan pajak.
Selain itu, Saleh juga meminta sebagian produksi MMKI dapat diekspor ke berbagai negara agar dapat meningkatkan penerimaan devisa bagi Indonesia ke depannya.
"Kita minta sebanyak 25 persen-30 persen (sekitar 20.000 unit per tahun) dari total produksi kendaraan angkutan penumpang sebesar 80.000 unit per tahun yang dihasilkan untuk diekspor," kata Saleh, Selasa (23/3/2015).
Menurut Saleh, memproduksi mobil untuk tujuan ekspor ini, sangat sejalan dengan misi Pemerintah Indonesia untuk mendorong ekspor, sekaligus juga akan dapat menurunkan defisit perdagangan akibat masih tingginya nilai impor kendaraan maupun komponen.
"Saya mengimbau agar upaya ini terus dilakukan dan ditingkatkan sehingga bisa menjadi model untuk merek-merek lain dalam memproduksi kendaraan untuk pasar global," tuturnya.
Melalui pembangunan pabrik baru ini, Saleh pun berharap MMKI terus meningkatkan penggunaan dan pendayagunaan produk dan jasa engineering lokal dalam kegiatan produksinya. Sehingga pada akhirnya tingkat kandungan lokal kendaraan yang diproduksi semakin besar.
Chairman of the Board & CEO of Mitsubishi Motors Corporation, Osamu Masuko, mengatakan pabrik baru ini akan mulai beroperasi pada April 2017 dan dapat memproduksi hingga 160.000 unit per tahun untuk dipasarkan di Indonesia dan negara lainnya.
"Kami akan mengekspor beberapa modal produksi ke negara-negara di ASEAN seperti Thailand, Philipina, dan Vietnam pada 2018, karena Agustus 2017 untuk pasar lokal. Ke depan akan memperluas wilayah ekspor ke Afrika, Amerika Latin dan Timur Tengah," tutur Masuko di tempat yang sama.