TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA. Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) membantah tudingan bahwa Bank Pembangunan Daerah (BPD) kerap mengambil margin terlalu tinggi dalam memberikan fasilitas kredit.
Menurut Eko Budiwiyono, Ketua Umum Asbanda, sebetulnya margin yang diambil BPD tidak terlalu tinggi. "Justru margin yang kita ambil belakangan ini sudah mulai menurun," kata Eko di Jakarta, Kamis (26/3/2015).
Eko menegaskan, belakangan ini biaya dana yang harus dibayar BPD semakin tinggi. Sementara bunga kredit BPD tidak bisa dinaikkan terlalu tinggi. Ini membuat selisih bunga bersih alias net interest margin (NIM) BPD menurun.
"BPD secara umum mempunyai target NIM tidak boleh lebih dari 5,5%. Walaupun kenyataannya masih ada beberapa BPD yang di atas itu," ujar Eko yang juga menjabat sebagai Direktur Utama Bank DKI.
Sebelumnya muncul tudingan dari Gus Irawan Pasaribu, Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, bahwa perbankan nasional kerap mengambil margin terlalu tinggi. "Apalagi BPD, marginnya tinggi-tinggi itu. Bertobatlah segera," kata Gus di Jakarta belum lama ini.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Januari 2015, tingkat NIM BPD memang menunjukkan tren penurunan. NIM BPD secara umum turun dari 7,07% per Januari 2014 menjadi 6,76% per Januari 2015.
Namun NIM BPD memang lebih tinggi dibandingkan dengan NIM Bank Umum. NIM Bank Umum NIM mencapai 4,24% per Januari 2015. Besaran NIM ini menunjukkan peningkatan dibanding Januari 2014 yang mencapai 4,17%.(KONTAN/Adhitya Himawan -)