TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Menteri PPn Andrinof Chaniago menilai alasan pembatalan proyek Pelabuhan Cilamaya karena kurang secara kajian.
"Cilamaya karena kajiannya nggak lengkap, kajian teknis pelabuhan nggak cukup, enak aja tunjuk lokasi," ujar Andrinof, Selasa (14/4/2015).
Andrinof memaparkan jika pelabuhan Cilamaya jadi dibangun, akan memiliki banyak risiko dan pihak yang dirugikan. Dalam hal ini PT Pertamina (Persero) yang memiliki pipa gas yang dikelola Pertamina Off Shore North West Java (ONWJ).
"Ada 200 lebih anjungan dan pipa gas punya Pertamina," papar Andrinof.
Andrinof berpesan bagi semua kementerian dan lembaga jika ingin membangun sebuah proyek harus dikaji secara menyeluruh dan detail. Andrinof juga mengimbau jangan mengatasnamakan kepentingan bersama, proyek pembangunan wajib dibangun.
"Sekarang pelabuhan Cilamaya nggak mungkin dibangun, sia-sia dia mengkaji," kata Andrinof.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla memutuskan proyek pembangunan Cilamaya dibatalkan dan akan digeser ke tempat lain. Keputusan itu diambil setelah Wapres menggelar rapat dengan sejumlah menteri.
"Tadi diputuskan bahwa rencana pelabuhan tetap harus berjalan secepat-cepatnya, tapi agak bergeser di daerah yang aman ke timur yang di depannya tidak banyak anjungan-anjungan dan oil rig," kata Kalla.