Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan kontruksi pelat merah, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) kembali menjajaki Pulau Dewata dengan masuk ke proyek jalan tol sepanjang 125 kilometer (km). Adapun nilai investasi proyek ini, ditaksir mencapai Rp 40 triliun.
Direktur Utama PT Waskita Karya Tbk, M. Choliq mengatakan, pembangunan tol Bali ini terdapat empat tahap. Tahap pertama, yakni ruas Kuta-Canggu-Tanah Lot-Soka. Tahap kedua, Soka-Pekutatan. Tahap ketiga, Pekutatan-Gilimanuk. Tahap empat, Pekutatan-Lovina.
Menurut Choliq, proyek tol Bali ini baru dalam usulan Gubernur Bali. Dimana, perseroan dan Pemda Bali ditunjuk sebagai inisiator dalam pembangun tol tersebut.
"Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU/PR) sudah tunjuk Waskita sebagai inisiator. Diharapkan ini (pembangunan tol) akan selesai pada 2017-2018," ucapnya di Jakarta, Rabu (22/4/2015).
Sementara itu, mengenai target laba bersih sepanjang tahun ini dipatok sebesar Rp 1 triliun, atau tumbuh hampir dua kali lipat dari pencapaian tahun lalu sebesar Rp 501 miliar.
Optimisme perseroan dilandasi atas positifnya kinerja dua entitas usahanya, PT Waskita Precast dan PT Waskita Realty. Dari kedua anak usahanya tersebut, diharapkan dapat menyumbang perolehan laba bersih sekitar Rp 500 miliar dan Rp 500 miliar sisanya akan dihasilkan dari Waskita sendiri.
Choliq menuturkan, pada tahun ini, target laba bersih Waskita Precast sekitar Rp 300 miliar, sementara Waskita Realty ditargetkan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 200 miliar. "Dari dua anak usaha target laba nya Rp 500 miliar," kata Choliq.
Disamping itu, rencana perseroan untuk menggelar aksi korporasi berupa right issue atau penerbitan saham baru pada bulan Juni mendatang juga ikut berperan dalam perolehan laba bersih Waskita Karya pada tahun ini. Emiten pelat merah ini menargetkan dapat memperoleh dana segar dari right issue sebesar Rp 5,3 triliun.
Dana hasil right issue tersebut rencananya akan digunakan untuk mendanai ekspansi dan juga modal kerja. Tentunya dana sebesar itu tidak akan habis seluruhnya dalam tahun ini, perseroan akan menyimpannya sebagai kas perusahaan. Bunga dari kas inilah yang diharapkan dapat menyumbang perolehan laba bersih di tahun ini. "Kita berharap ada interest saving minimal Rp 200 miliar hingga Rp 250 miliar," ucapnya.