TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Beredarnya beras plastik menjadi sorotan dalam beberapa hari ini. Isu peredaran beras yang tercampur bahan sintesis berbahaya ini berdampak terhadap omzet penjualan beras di sejumlah Pasar DKI Jakarta.
Pedagang beras di Pasar Cengkareng, Jakarta Barat terkena efek dari adanya beras plastik ini. Mereka mengungkapkan omzet penjualan turun hingga 20 sampai 30 persen.
"Omzet turun nyampe 20 persen dengan adanya pemberitaan beras plastik," ujar Toni (34) satu dari pedagang beras di Pasar Cengkareng pada Minggu (24/5/2015)
Toni menuturkan biasanya dirinya menjual beras dua ton per hari. Tapi saat ini ia mengalami penurunan terhadap penjualan beras yang dijajakannya.
"Gara - gara isu beras plastik, para pembeli juga semakin selektif," ucapnya.
Ratih (48) pembeli beras di Pasar Cengkareng juga menyatakan waspada terhadap isu peredaran beras berbahan sintetis itu. Ia khawatir para penjual turut mencampur beras asli dengan beras plastik tersebut guna mencari keuntungan yang lebih banyak.
"Iya saya takut dengan adanya beras plastik, waspada aja, hati - hati sekarang," kata Ratih.
Andri (31) satu dari penjual beras di Cengkareng juga mengalami penurunan omzet penjualan hingga 30 persen. Menurutnya rasa takut para konsumen dengan beredarnya beras plastik ini sangat berdampak pada penjualan.
"Pembeli banyak yang nanyain ini beras asli atau plastik, gimana sih cara bedainnya. Kalau saya ngambil beras ini langsung dari petaninya, jadi saya pastikan beras ini aman untuk dikonsumsi," pungkas Andri. (Andika Panduwinata)