TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) Jumat (24/7) rupiah bertengger pada level Rp 13.448 per dollar Amerika Serikat (AS), melemah 0,4% dari sebelumnya Rp 13.394 per dollar AS. Sejak minggu lalu rupiah terus mengalami tekanan.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, pelemahan rupiah ini terjadi karena banyak faktor eksternal. Di Amerika, dunia melihat akan ada penyesuaian suku bunga acuan pada bulan September 2015.
Hal ini membuat perhatian semua orang tertuju pada Amerika. "Investor juga semua melihat ke Amerika tapi kondisi di Amerika sekarang melihat ke Yunani," ujarnya, Jumat (24/7/2015).
Sisi positif pada Yunani adalah akan adanya restrukturisasi utang. Kalau dibandingkan dengan negara tetangga lainnya, depresiasi rupiah secara week to date hingga Kamis kemarin (23/7) adalah 0,58%. Menurut Agus, depresiasi ini jika dibandingkan dengan Thailand dan Singapura, depresiasi yang dialami dua negara tersebut lebih tajam.
"Kita lihat itu karena kondisi eksternal. Kalo kita lihat transisi ekonomi sedang berjalan baik," terangnya.
Penulis: Margareta Engge Kharismawati