TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - PT PAL Indonesia mendapat tantangan besar pada medium Mei 2016, ketika menerima pesanan kapal perang super canggih Strategic Sealift Vessel (SSV) dari Filipina dan harus selesai November 2015.
"Alhamdulillah, pengerjaan kapal perang SSV pertama untuk Filipina sudah 80 persen. Tantangan terberat kami sebebenarnya pada ketepatan waktu kirim ke Filipina. Terus terang kami betul-betul perhatikan khusus mengenai delivery time ini," kata Project Manager SSV Philippine, Turitan Indaryo, kepada Surya, Minggu (26/7/2015).
Namun, doktor kapal lulusan Jepang ini bersyukur karena timnya memiliki semangat yang sama. Membuktikan martabat bangsa di mata internasional. Semuanya bekerja keras tak kenal lelah demi nama bangsa. Untuk kali pertama, Indonesia membuat kapal perang dan dieskpor.
Saat ini, tim yang beranggotakan sekitar 400 orang dikerahkan khusus. Mereka bekerja siang malam, lembur, dan bekerja simultan. Turitan yang alumnus ITS masih ingat bagaimana dirinya dan sejumlah anggotanya tak mudik demi mewujudkan impian membuat kapal perang yang diakui internasional.
"Kapal perang itu bukan kapal barang atau niaga yang dimuati senjata dan pesawat. Tapi ada sistem navigasi dan sistem persenjataan yang dikendalikan dengan komputer. Inilah tantangan yang sesungguhya. Memadukan sistem berjalan baik," tambah Turitan yang asli Babat, Lamongan.
Ada setidaknya 40 blok yang harus dikerjakan dalam setiap tim. Sementara kapal dibagi 111 blok. Mulai pengerjaan landing pesawat, cargo, engine room, ruang kemudi, hanggar, dan zona lainnya. Semua dikerjakan paralel.
"Saat ini sudah sampai pada pemasangan equipment pada badan kapal. Peralatan dan mesin-mesin canggih itu didatangkan dari Jerman dan Korea. Saat ini dibutuhkan konsentrasi ekstra untuk memastikan sistem pertahanan, pesenjataan, navigasi, semua berjalan sesuai sistem," kata Turitan.
Sebenarnya, kapal perang yang dibuat khusus untuk Filipina itu merupakan pengembangan dari kapal sejenis yang pernah diproduksi PT PAL, yakni kapal Landing Platform Dock 125 meter. (KRI Banda Aceh 593 dan KRI Banjarmasin 592).
Kapal canggih sepanjang 123 meter tersebut memiliki spesifikasi khusus yang mampu membawa dua helikopter dengan diawaki 121 crew. Kapal perang ini mampu mengangkut 500 pasukan.
Sementara kapasitas angkut bisa membawa bobot hingga 10.300 ton, memiliki draft 6 meter yang dapat melaju selama 30 hari dengan jarak tempuh 9.360 mile laut. Kecepatan maksimal 16 knot dengan mesin berkapasitas 2 x 2.920 Kw.
Kapal Perang SSV mampu mengangkut dua helikopter, Landing Craft Utility (LCU), Landing Craft Vehicle Personnel (LCVP) dan mampu mengangkut tank hingga truk militer dan mampu mencapai hingga perairan dangkal.
Kapal SSV memiliki keunggulan khusus di negara kepulauan dan bisa untuk perang maupun nonperang. Seperti ketika terjadi bencana, Kapal SSV juga bisa dijadikan sebagai rumah sakit apung dan SAR.
Seluruh tenaga ahli ditangani PT PAL sendiri dan sebanyak mungkin bahan baku kami dari lokal, terutama plat baja," kata General Manager PT PAL Muhammad Firmansyah Arifin.
Project Manager SSV Philippine, Turitan Indaryo, juga mengakui bahwa sebagian besar bahan kapal perang itu masih impor dari Korea dan Jerman, hanya plat baja yang dipasok lokal.
"Kapal SSV ini bukan yang pertama kami buat. Kapal SSV sekelas sudah berhasil kami buat, termasuk Kapal Banda Aceh. Jadi kami yakin akan sesuai jadwal," tandas Firmansyah optimistis.