TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Investor asal Inggris berminat untuk menanamkan investasi di sektor kelistrikan dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 200 megawatt dengan nilai investasi sebesar 250 juta dollar AS.
Menurut Franky, minat tersebut cukup serius. Pasalnya, pihak investor sudah berkunjung ke Indonesia dan melakukan berbagai pertemuan dengan kementerian dan lembaga terkait untuk menjajaki rencana
investasinya.
"Mereka kini sedang menentukan area potensial untuk dibangun PLTS seperti Sulut, Kalbar, Kalsel dan Kaltim, NTT dan NTB,” ujar Franky menjelaskan hasil pertemuan, Senin (14/9/2015).
Franky menambahkan pihaknya berkomitmen mendukung penuh realisasi rencana investasi ini dan menjadikan sebagai pilot project investasi energi terbarukan dari Eropa ke Indonesia. Menurutnya, BKPM akan memfasilitasi investor dalam pengurusan perizinan maupun dalam proses realisasi investasi di daerah.
Franky menjelaskan, pada kesempatan tersebut, pihaknya memaparkan langkah yang sudah dilakukan pemerintah untuk mendorong investasi di sektor kelistrikan. Salah satu langkah yang dipaparkan Franky adalah penyederhanaan perizinan sektor kelistrikan dari 49 izin dalam waktu 923 hari menjadi 25 izin dalam waktu 256 hari.
"Selain itu, pemerintah juga memberikan fasilitas tax allowance untuk investasi di sektor kelistrikan, dengan kepastian syarat dan waktu pemrosesan permohonan maksimal 28 hari," ungkap Franky.