Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, Tokyo - Jalan hidup manusia kadang sulit ditebak. Wanita profesional Indonesia lulusan fakultas ekonomi Universitas Trisakti, sejak enam tahun lalu hingga kini malah lebih dikenal, bahkan sampai ke Jepang, sebagai desainer batik Indonesia yang punya kualitas tinggi.
"Saya dulu sama sekali tak tertarik sama batik, habisnya membosankan kayaknya, polanya juga gitu-gitu aja dan kesannya hanya yang resmi-resmi aja," papar Linda Sudarsono (46) khusus kepada Tribunnews.com pagi ini (4/10/2015).
Setelah bertemu temannya salah seorang direktur bank swasta besar di Indonesia akhir nya sepakat bikin bisnis bersama.
"Teman sama mau bikin bisnis batik ya saya ikut aja. Eh dia sibuk sama kerjaan nya malah saya yang sibuk jadinya sama batik. Dari situlah ya mau gak mau belajar sendiri semua mengenai batik dan ternyata sangat menarik sekali sampai saya ketagihan . Apalagi setelah melihat batik Lasem Jawa tengah. Ayah saya dari Lasem," jelasnya lagi.
Belajar dari situ akhirnya kemampuannya kini luar jasa dalam mendesain batik, membuat baju batik khususnya batik tulis.
"Saya tak membuat print. Kalau yang murah ya saya kawinkan dengan cap sisanya tulis. Harganya sekitar Rp.350.000,-. Paling mahal batik saya saat ini baru lima juta rupiah. Kemarin (2/10/2015) saat pameran di Tokyo ini ada yang laku 35.000 yen atau sekitar 4 juta rupiah," ujarnya.
Dengan pameran di Tokyo kini pecintanya semakin banyak dan pesanannya juga semakin banyak.
Seorang tamu elit Jepang mengambil pesanannya seolah Tribunnews.com selesai mewawancarainya.
Banyak sekali beli batik Linda, "Ya syukurlah dapat kepercayaan di Jepang," tambahnya lagi.