TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Penurunan penjualan mobil tak hanya dialami oleh mobil "umum" saja, mobil mewah rupanya juga mengalami hal serupa. Paling tidak itu yang dialami oleh PT Garansindo Inter Global.
Presiden Direktur Garansindo Inter Global, Muhammad al Abdullah mengungkapkan, lesunya penjualan mobil dalam negeri membuat bisnis penjualan mobil mewah Garansindo juga ikut turun.
Mengacu data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan Garansindo hingga Agustus 2015 hanya 267 unit, turun 70% dibanding penjualan diperiode yang sama tahun lalu sebanyak 890 unit.
"Tahun ini penjualan mobil cukup sulit, bisnis Garansindo juga ikut turun," ujar Muhammad al Abdullah atau akrab disapa Memet, belum lama ini.
Selain daya beli yang turun, kenaikan bea masuk impor kendaraan bermotor secara utuh atawa completely built up (CBU) juga turut membuat jualan mobil Garansindo terpukul. Akibat kenaikan impor masuk mobil CBU, tahun ini pihaknya terpaksa mengerek harga jual rata rata mobilnya Rp 50 juta-Rp100 juta.
Mengingkatkan kembali, pertengahan tahun ini pemerintah telah menaikan tarif impor dari sebelumnya 40% menjadi 50%.
Meski pasar mobil turun, Garansindo berharap penjual mobil merek Jeep mampu membantu jualan Garansindo yang lesu.
Menurut catatan Gaikindo, Jeep memberikan kontribusi sebesar 70% dari total penjualan Garansindo Januari-Agustus 2015. Namun jika dibandingkan dengan penjualan Jeep periode yang sama tahun lalu, ada penurunan yang cukup siginifikan. Tahun lalu Jeep mampu terjual sebanyak 701 unit
Makanya, Memet menyasar pasar komunitas Jeep agar bisa tetap membantu penjualan Jeep tahun ini. "Kami sangat terbantu dengan konsumen Jeep yang loyal, salah satunya dari komunitas," ujar Memet. (David Oliver Purba)