TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ribuan pekerja menggelar aksi menuntut Direktur Utama Pelindo RJ Lino dan Menteri BUMN Rini Soemarno untuk mengundurkan diri dari jabatannya.
Mereka dinilai bertanggung jawab atas kekisruhan Jakarta International Container Terminal (JICT) yang tak kunjung selesai.
Aksi massa yang tergabung dalam Gerakan Nasionalisasi Aset (Ganas) itu dilakukan di depan Gedung Kementerian BUMN, Selasa (6/10/2015).
Pewakilan presidium Ganas, Nova Hakim, menyebutkan tiga hal yang disampaikan dalam aksi tersebut.
Pertama, Ganas mengecam tindakan RJ Lino yang dituding menjual JICT sebagai gerbang ekonomi nasional karena ini semua telah melanggar undang-undang dan tidak menempatkan kepentingan nasional sebesar-besarnya.
"Ganas menduga JICT diperpanjang dan dijual lebih murah dari tahun 1999 karena banyak kepentingan asing dan mafia yang bermain di istana," ucap Nova.
Kedua, Ganas mengutuk tindakan Rj Lino bersama manajemen JICT yang telah melakukan serangkaian PHK, mutasi puluhan pekerja, dan pemberian ratusan surat peringatan secara masif bagi pekerja JICT yang aktif berserikat dan gencar melakukan penolakan perpanjangan JICT asing.
"Pemerintah serta DPR harus cepat mengambil langkah dengan menghentikan aksi 'union busting' kepada pekerja JICT yang melaksanakan hak kebebasan berserikat," ucapnya.
Ketiga, Ganas juga menyerukan untuk menghapus praktik sistem outsourcing yang masih tumbuh subur di semua BUMN.
Nova mengklaim, aksi ini diikuti oleh 1.500 orang dari 21 organisasi serikat pekerja. (Antonius Googie)