News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

PHK Mengintai 23.800 Karyawan Perusahaan Tekstil dan Sepatu

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Massa buruh yang tergabung dalam Gerakan Buruh Indonesia (GBI) berdemonstrasi melintasi Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (1/9/2015). Demonstrasi dilakukan karena adanya ancaman PHK besar-besaran seiring dengan menurunnya daya beli buruh dan anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang berdampak pada pelemahan ekonomi Indonesia. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menuturkan, Desk Khusus Investasi Tekstil dan Sepatu siap memberikan bantuan kepada 17 perusahaan di sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT).

Desk khusus ini sengaja dibentuk pemerintah untuk mencegah terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK). Franky mengatakan, jumlah tenaga kerja di 17 perusahaan tersebut mencapai 23.800 karyawan.

Meskipun yang mengajukan permohonan bantuan ada 17 perusahaan, namun Franky menegaskan pemerintah akan memprioritaskan 13 perusahaan untuk diberikan fasilitasi. Sebab, empat perusahaan betul-betul sudah tutup produksi, sementara 13 perusahaan belum tutup.

Franky mengatakan, sebanyak delapan dari 13 perusahaan tersebut telah mengurangi kapasitas atau volume produksi, sedang lima perusahaan berencana tutup. “Saya fokus ke yang rencana tutup dan mengurangi produksi dulu, agar jangan sampai mereka tutup,” kata dia di Jakarta, Jumat (9/10/2015).

Rencananya, lanjut Franky, pada pekan ketiga nanti desk khusus akan mengadakan pertemuan dengan ke-13 perusahaan. Pertemuan akan berlangsung setelah sosialisasi desk khusus di Semarang.

Sejauh ini, Franky mengaku baru mendapat data meliputi nama perusahaan, lokasi, karyawan, dan produk. Adapun alasan mengapa perusahaan tersebut berencana tutup dan mengurangi volume produksi, belum diketahui.

Maka dari itu, lanjut Franky, perlu diadakan pertemuan dan diskusi. “Tapi kan saya sudah pernah memanggil sebelumnya. Mereka kesulitan bahan baku impor, market dalam negeri turun, ekspor turun, dan banyaknya produk ilegal. Lebih banyak itu alasan yang dikemukakan mereka yang saya temui dari Bandung,” ucap Franky.

Sayangnya, meskipun sudah mengantongi nama-nama perusahaan, Franky enggan memberikan bocoran. “Perusahaan itu tidak bangga kalau dia mem-PHK. Kalau PHK, kredibilitas mereka juga dipertanyakan oleh bank. Ini kan nama baik,” ucap Franky. (Estu Suryowati)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini