TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah kembali melemah di hadapan dollar AS. Di pasar spot, Selasa (13/10) nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah 1,72 persen dari sehari sebelumnya menjadi Rp 13.638.
Agus Chandra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan pelemahan rupiah seiring dengan kenaikan nilai tukar dollar AS di hadapan mata uang dunia lainnya. "Data ekonomi dari China, Inggris, serta zona Euro negatif sehingga memicu investor beralih ke dollar AS," ujarnya.
Selasa malam (13/10) China merilis data inflasi, disusul penjualan ritel AS pada hari Rabu (14/10) dan inflasi AS di hari Kamis (15/10). Data tersebut yang menurut Agus akan mempengaruhi pergerakan rupiah selanjutnya.
"Inflasi China akan menunjukkan kondisi ekonomi di sana dan mempengaruhi Indonesia sebagai mitra dagang. Sementara data AS akan menjadi pengerak mata uang USD," lanjut Agus.
Dari dalam negeri, Agus pun menduga rupiah akan digerakkan oleh data surplus neraca perdagangan dan pengumuman tingkat suku bunga BI.
"Neraca perdagangan perkiraannya surplus namun impor dan ekspor turun. Sedangkan tingkat suku bunga BI tetap," imbuhnya. Agus memperkirakan pelemahan rupiah akan berlanjut pada Kamis mendatang.(Wuwun Nafsiah)