TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Ekonomi Development Bank Singapore Gundy Cahyadi memaparkan angka inflasi di tanah air bisa terus merangkak naik.
Hal ini disebabkan arus panas El Nino menyebabkan gagal panen pangan sehingga pasokan menipis.
"Pengaruh El Nino sangat terasa betul terhadap kesediaan pangan di dalam negeri," ujar Gundy di diskusi DBS Asian Insight Media Luncheon di Hotel Darmawangsa, Selasa (27/10/2015).
Dari analisa DBS Group Research memaparkan angka inflasi paling berpengaruh dari harga makanan. Selama belum ada acara menaikkan produksi pasokan pangan dalam negeri, sektor pangan menjadi pemicu kenaikan harga.
"Tekanan harga makanan juga dapat mendorong inflasi yang saat ini terus meningkat," kata Gundy.
Gundy menambahkan selain sektor pangan, para pelaku wara laba memprediksi harga barang akan naik.
Hal ini disebabkan bahan baku produknya berasal dari impor yang membuat ketakutan tersendiri jika nilai tukar rupiah anjlok atas dollar AS.
"Asumsi adanya ketakutan rupiah melemah," ungkap Gundy.
Gundy menambahkan, para pelaku usaha wara laba mengantisipasi pelemahan nilai tukar dengan menaikkan harga yang diatas rata-rata, terutama untuk barang impor.
"Pengaruh ke inflasi di Indonesia karena rupiah melemah, para peritel faktanya naikkan harga," kata Gundy.