TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah perusahaan pemasok Asia Pulp & Paper (APP) diperkirakan gagal memenuhi target produksi akibat terbakarnya ribuan lahan akasia siap panen di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.
Kepala Bagian Bidang Hubungan Eksternal PT Bumi Andalas Permai (BAP) Iwan Setiawan mengatakan, meski angka kerugian belum dihitung, namun kerugian yang diderita cukup besar. Sebab hampir 90 persen lahan yang dimiliki terbakar.
"Kami memiliki luas lahan akasia mencapai 192.000 hektare, dan hampir 90 persen terbakar pada kebakaran hutan dan lahan tahun ini. Saat ini belum bisa dipastikan berapa nilainya, karena tanah masih ada bara apinya dan belum bisa diinjak," kata Iwan dalam keterangannya, Kamis (29/10).
Menurutnya sejak awal, PT BAP dan lima perusahaan lainnya yakni PT Bumi Mekar Hijau, PT Sebangun Bumi Andalas, dan tiga lagi di Musi Banyuasin yakni PT Rimba Hutani Emas, PT Bumi Persada Permai, dan Tripupa Jaya diproyeksikan untuk memenuhi permintaan PT OKI Pulp And Paper di Ogan Komering Ilir.
Pabrik OKI Pulp And Paper ini ditargetkan mulai beroperasi pada April 2016 dengan mengharapkan suplai sebanyak 3 juta ton pulp, dan menjadi 6 juta ton pulp pada tiga bulan berikutnya dari lima perusahaan tersebut.
Namun, kebakaran lahan yang masuk areal konsesi sejak 9 September telah menghanguskan ribuan hektare lahan akasia siap panen.
Dimana dalam satu hektare saja bisa menghasilkan 200 kubik akasia, padahal 1 ton pulp membutuhkan sektiar 4 ton kayu akasia.
"Kontribusi PT BAP sendiri diharapkan 40 persen dari kebutuhan OKI Pulp & Paper. Tapi dengan kondisi ini, sudah jelas akan sulit tercapai," ujarnya.
Menurutnya, bukan hanya produksi yang terancam gagal tercapai tapi juga munculnya ancaman Pemutusan Hubungan Kerja.
PT BAP tercatat memiliki tenaga kerja berjumlah sekitar 700 orang yang sebelumnya diproyeksikan untuk tahapan penanaman, pemeliharaan dan pemanenan.
"Dalam bisnis perkebunan akasia ini, tenaga kerja untuk pemanenan yang banyak dibutuhkan," kata dia.
Iwan mengatakan api kebakaran hutan dan lahan di kawasan Air Sugihan Kabupaten Ogan Komering Ilir bermula dari luar konsesi perseroan.(Hendra Gunawan)