News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

BPS: Tingkat Pengangguran Terbuka Meningkat

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peserta mengisi form lamaran pekerjaan di salah satu stand pada Job For Career 2015 di Gelora Bung Karno, Senayan, Rabu (30/9/2015). Melambatnya pergerakan ekonomi membawa dampak bagi sektor ketenagakerjaan Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan jumlah pengangguran pada Februari 2015 mencapai 7,4 juta orang, dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) yang mengalami kenaikan untuk tingkat pendidikan tinggi. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran terbuka pada Agustus 2015 mencapai 6,18 persen atau meningkat dibandingkan periode yang sama 2014 sebesar 5,94 persen.

"Dalam setahun terakhir, tingkat pengangguran terbuka meningkat dan jumlah penganggur bertambah sebanyak 320 ribu jiwa," kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (5/11/2015).

Dengan demikian, pada periode Agustus 2015 jumlah pengangguran terbuka mencapai 7,56 juta orang atau lebih tinggi dibandingkan jumlah pengangguran terbuka pada periode Agustus 2014 yang tercatat 7,24 juta orang.

Suhariyanto mengatakan dua alasan yang menjadi penyebab peningkatan tingkat pengangguran terbuka dalam setahun terakhir adalah adanya pemutusan hubungan kerja serta daya serap yang menurun karena peningkatan jumlah angkatan kerja.

"Kebanyakan industri yang mengalami PHK (pemutusan hubungan kerja), yang tergantung dengan impor. Karena terjadi penghematan ongkos produksi, akibat nilai tukar naik, maka ada pengurangan tenaga kerja. Upaya untuk menjaga, dengan menurunkan harga energi sudah bagus," ujarnya.

Berdasarkan klasifikasi pendidikan, maka tingkat pengangguran terbuka tertinggi dialami para lulusan Sekolah Menengah Kejuruan yaitu hingga 12,65 persen, diikuti Sekolah Menengah Atas sebesar 10,32 persen.

"Sekolah kejuruan ini lulusannya adalah spesialis. Ketika lapangan pekerjaan sesuai dengan keahliannya tidak ada, maka dia sulit untuk mencari kerja ke sektor lain, karena memang lulusannya tidak fleksibel," kata Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS Razali Ritonga.

Secara keseluruhan, BPS mencatat jumlah angkatan kerja pada Agustus 2015 mencapai 122,4 juta orang atau meningkat 510 ribu dibandingkan periode Agustus 2014 yang tercatat sebanyak 121,87 juta orang.

Jumlah penduduk bekerja juga tercatat adanya peningkatan pada Agustus 2015 yaitu sebesar 114,8 juta orang atau bertambah 190 ribu orang dibandingkan keadaan Agustus 2014 yang mencapai 114,63 juta orang.

Struktur lapangan pekerjaan hingga Agustus 2015 tidak mengalami perubahan, yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan, sektor jasa kemasyarakatan dan sektor industri. Empat sektor tersebut menjadi penyumbang tenaga kerja terbanyak di Indonesia.

Bila dibandingkan pada Agustus 2014, maka peningkatan penduduk bekerja terjadi pada sektor konstruksi 930 ribu orang (12,77 persen), sektor perdagangan 850 ribu orang (3,42 persen) dan sektor keuangan 240 ribu orang (7,92 persen).

"Sementara, berdasarkan status pekerjaan, pada Agustus 2015, sebanyak 48,5 juta orang atau 42,24 persen bekerja pada kegiatan formal dan 66,3 juta orang atau 57,76 persen bekerja pada kegiatan formal," kata Razali.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini