TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- PT Modern Internasional Tbk masih menjadikan bisnis convenience store melalui gerai 7-Eleven sebagai tulang punggung pendapatan tahun depan. Mereka berharap gerai 7-Eleven berkontribusi 75% terhadap total pendapatan.
Demi mewujudkan target, Modern Internasional akan berupaya menggenapi jumlah gerai 7-Eleven menjadi 200 gerai pada tahun 2016. Hingga kuartal III-2015, mereka sudah mengoperasikan 189 gerai. Itu berarti ada 11 gerai baru yang akan mereka buka.
Namun, tak semua gerai anyar tersebut menuntut investasi penuh. Sebab, Modern Internasional juga berniat menutup sejumlah gerai lama dengan catatan penjualan tak sesuai target. Sejauh ini, ada 20 gerai hingga 30 gerai yang sedang mereka pertimbangkan untuk ditutup atau direlokasi agar lebih ramai.
Selanjutnya, Modern Internasional akan memanfaatkan kembali aset dari gerai–gerai lama. Aset tersebut bisa dalam bentuk bangunan maupun peralatan. "Untuk renovasi saja, kami anggarkan Rp 500 juta sampai Rp 700 juta per toko," terang Direktur Keuangan PT Modern Internasional Tbk Chandra Wijaya, dalam paparan publik di Kantor Modern Internasional, Jakarta, Selasa (24/11/2015).
Lebih jauh, Modern Internaional menyebut, salah satu pemicu penjualan sejumlah gerai tak sesuai target karena dampak pelarangan penjualan minuman beralkohol. Mengingatkan saja, Kementerian Perdagangan melarang penjualan minuman beralkohol di gerai minimarket, tak terkecuali convenience store, sejak 16 April 2015.
Padahal, penjualan minuman beralkohol berkontribusi 8%-10% terhadap total penjualan gerai 7-Eleven. Tak cuma itu, penurunan penjualan minuman beralkohol juga menyeret penurunan penjualan makanan ringan berupa keripik kentang dan kacang.
Pasalnya, pembeli minuman beralkohol umumnya sekaligus jajan makanan ringan. "Jadi penurunan penjualan keduanya berdampak sekitar 10%-15% terhadap total sales," ungkap Chandra.
Untuk itu, Modern Internasional tak hanya menerapkan strategi penutupan atau relokasi gerai lawas. Mereka juga berupaya menggenjot penjualan produk lain, yakni makanan dan minuman cepat saji. Asal tahu saja, untuk memenuhi kebutuhan makanan dan minuman cepat saji di gerai 7-Eleven, Modern Internasional mengandalkan anak perusahaan bernama PT Fresh Food Indonesia.
Ekspansi dan jual aset
Aksi terbaru, Modern Internasional mengabarkan kongsi antara Fresh Food dengan perusahaan Jepang bernama Warabeya Nichiyo Co. Ltd. pada 13 November 2015. Keduanya membikin perusahaan patungan PT Fresh Food Warabeya Indonesia.
Komposisi saham Fresh Food Warabeya yakni; 65% Fresh Food dan 35% Warabeya Nichiyo. Fresh Food Warabeya mengantongi modal awal Rp 45 miliar.
Disamping itu, Fresh Food telah menyelesaikan pembangunan pabrik makanan tahap II di Cakung, Jakarta Timur. Pabrik tersebut mampu memasok makanan dan minuman hingga 500 gerai.
Berbekal aneka strategi, Modern Internasional ingin mencatatkan penjualan Rp 1,2 triliun pada tahun 2016. Patut dicatat, target tersebut sama dengan target tahun ini. Modern Internasional menargetkan kinerja sama karena fokus mereka tahun depan yakni merampingkan operasi bisnis dan menyehatkan neraca.
Salah satu cara untuk menyehatkan neraca yakni dengan menjual sejumlah aset tanah dan bangunan yang tidak produktif. "Kemudian hasil penjualan dibayarkan untuk melunasi utang bank," terang Chandra. (Pamela Sarnia)