TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Golongan listrik 1300 dan 2200 volt ampere seharusnya tidak mendapat subsidi lagi sejak awal 2015. Namun PT PLN (Persero) memutuskan dari Januari hingga April memberikan dua golongan tersebut subsidi dengan anggaran Rp 3 triliun.
"Pencabutan subsidinya ditunda," ujar Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun di kantor pusat PLN, Jakarta, Selasa (1/12/2015).
Benny menjelaskan alasan PLN tetap memberikan subsidi karena waktunya tidak pas untuk masyarakat. Apalagi pada bulan tersebut anggaran yang dikeluarkan masyarakat cukup tinggi untuk biaya sekolah dan lain-lain.
"Karena waktu anak sekolah, beban biaya golongan ini cukup tinggi, beban biaya kenaikan cukup besar," jelas Benny.
Benny memaparkan anggaran yang digelontorkan tersebut berasal dari efisiensi PLN selama ini. Menurut Benny perseroan tidak masalah meski harus menombok untuk subsidi masyarakat.
"Nggak rugi kok, ini kan demi negara," ungkap Marbun.
PLN memutuskan penundaan pencabutan setelah berkoordinasi Menteri ESDM Sudirman Said. Setelah mendapat perintah langsung, mulai April 2015 subsidi listrik untuk rumah tangga 1300 sampai 2200 va tidak lagi diberikan.
"Direksi memutuskan akhirnya ini ditunda menghadap menteri, menteri katakan kami tidak bisa memberi subsidi lagi," papar Benny.