Baca tanpa iklan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sylke Febrina Laucereno
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada pembukaan awal pekan tercatat Rp 14.085 per dolar AS minus 93 poin atau 0,66 persen dibandingkan penutupan akhir pekan lalu Rp 13.992 per dolar AS.
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah diprediksi bergerak Rp 14.019 per dolar AS hingga Rp 14.098 per dolar AS.
Analis PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengungkapkan sentimen pelemahan rupiah mereda hari ini, namun secara umum penguatan dolar AS masih menyediakan ruang untuk pelemahan rupiah kedepan.
Rupiah yang kembali tertekan perdagangan Jumat bersama kurs lain di Asia terjadi karena semakin dekatnya kenaikan Fed Fund Rate dan semakin tertekannya harga minyak.
"Pelemahan juga terpantau di surat utang negara (SUN) yang walaupun imbal hasil global tertekan harga minyak, pelemahan rupiah memberikan sentimen negatif yang lebih mendominasi," kata Rangga di Jakarta, Senin (14/12/2015).
Selain fokus ke FOMC meeting minggu ini, data neraca perdagangan serta BI rate juga dinanti. Surplus neraca perdagangan diperkirakan menipis melihat harga komoditas yang masih jatuh dan aktivitas impor yang meningkat menjelang akhir tahun.
Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) diperkirakan sulit turun jika Fed Fund Rate naik meski BI sudah mulai memberikan sinyal pelonggaran moneter.