TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Anwar Nasution menilai perusahaan BUMN belum memberikan manfaat signifikan dari zaman penjajahan Belanda.
Menurut Anwar, perusahaan BUMN hanya memperkaya dirinya saja, tanpa memberikan kesejahteraan yang berarti untuk rakyat.
"Sejak diambil alih dari Belanda dan Inggris pada 1950-an hingga saat ini BUMN belum ada sumbangan berarti," ujar Anwar di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (17/12/2015).
Anwar menyebutkan, pendapatan yang didapatkan BUMN dan BUMD selama ini, tidak membantu keuangan negara di dalam APBN. Justru kata Anwar, BUMN dan BUMD hanya memberi beban tambahan untuk negara.
"Hingga saat ini belum ada sumbangan yang berarti dari keuntungan BUMN dan BUMD pada keuangan negara," kata Anwar.
Anwar menambahkan, pemerintah hingga saat ini justru berusaha membebaskan BUMN dari utang yang masuk di dalam Surat Utang Negara (SUN). Padahal, kata Anwar tujuan dibentuknya sebuah BUMN untuk membantu negara membangun negeri.
"Sekarang APBN kita aja masih menanggung bunga SUN dari BUMN," papar Anwar.