News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ekonomi Lesu, Asuransi Binagriya Genjot Pendapatan Premi

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kelesuan ekonomi menekan keuntungan PT Asuransi Binagriya. Pertumbuhan laba perusahaan asuransi umum tersebut melambat di sepanjang tahun kambing kayu ini.

Pada tahun 2014, Asuransi Binagriya mencetak laba senilai Rp 20,4 miliar. Nah, hingga tutup tahun ini, laba Asuransi Binagriya diperkirakan mencapai Rp 21 miliar. Itu berarti, laba perusahaan ini hanya tumbuh 2,94% di 2015.

Angka tersebut tipis ketimbang pertumbuhan tahun lalu. Dibandingkan dengan tahun 2013, laba Binagriya di 2014 mampu tumbuh hingga 10,8%.

"Sampai Oktober tahun ini laba sudah sebesar Rp 20 miliar," ujar Direktur Utama PT Asuransi Binagriya Dadang Sukresna, pekan ini.

Supaya target tahun ini terpenuhi, Asuransi Binagriya harus mengumpulkan tambahan laba setidaknya Rp 1 miliar hingga tahun ini.

Caranya, perusahaan asuransi umum tersebut menggenjot pendapatan premi. Sepanjang tahun ini, Asuransi Binagriya berharap pendapatan premi bisa meningkat 26% ketimbang realisasi tahun lalu menjadi Rp 126 miliar. Pada tahun 2014, premi Asuransi Binagriya naik 17,6% secara year on year (yoy) menjadi Rp 100 miliar.

Dari catatan Asuransi Binagriya, total pendapatan premi hingga Oktober tahun ini sudah sebesar Rp 104 miliar atau 82,54% dari target sampai akhir 2015. Di November dan Desember 2015, Asuransi Binagriya mengejar premi sebesar Rp 22 miliar.

Produk asuransi properti masih menjadi tulang punggung Asuransi Binagriya. Menurut Dadang, penjualan polis asuransi properti masih sesuai harapan kendati ekonomi tengah lesu. Makanya, ia optimistis target kinerja yang dibidik akan bisa terpenuhi.

Selain memburu premi, Asuransi Binagriya juga menekan rasio klaim agar kinerja bisa seeuai target. Sampai saat ini, rasio klaim Asuransi Binagriya berada di kisaran 10%. "Soalnya kami banyak main di ritel sehingga nilai klaimnya juga tak setinggi produk untuk pasar korporat," jelas Dadang. (Tendi Mahadi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini