TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Manajemen PT United Tractors Tbk (UNTR) menilai adanya opsi program pengunduran diri sukarela seiring lesunya bisnis batu bara, merupakan langkah saling menguntungkan kedua belah pihak antara perseroan dan karyawan.
"Ini lumrah terjadi di industri komoditas, tujuannya win-win, jadi dari sisi perusahaan tetap tercapai efisiensi, dari segi karyawan yang mengundurkan diri positif bagi mereka," ujar Sekretaris Perusahaan PT United Tractors Tbk, Sara K Lubis saat dihubungi, Jakarta, Jumat (29/1/2016).
Menurut Sara, jumlah karyawan UNTR beserta entitas anak mencapai 23 ribu orang, dimana adanya opsi tersebut hanya dilakukan pada perusahaan yang bergerak di pertambangan saja.
Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan melakukan beberapa langkah melihat kondisi kelesuan bisnis batu bara, dengan penyesuaian kapasitas produksi terkait alokasi sumber daya yang dimiliki, berupa alat berat dan tenaga kerja.
Khusus untuk penyesuaian alokasi tenaga kerja, dilakukan dengan beberapa langkah, diantaranya pengaturan waktu kerja, tidak memperpanjang karyawan kontrak, dan program pengunduran diri secara sukarela.
"Iya program pengunduran diri telah diitutup akhir 2015, jumlah karyawan yang memilih program itu tidak dapat saya sebutkan, namun persentasenya kecil," ujar Sara.
Sara juga enggak menyebutkan besaran nilai yang didapatkan karyawannya setelah memilih program tersebut, begitupun jumlah karyawan kontrak yang habis masa kerjanya pada tahun ini.
"Saya tidak bisa sebutkan nilainya, karyawan yang kontrak juga beda-beda jatuh temponya," ucapnya.