TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Laju nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus menguat, seiring harga minyak dunia mulai merangkak naik dan menekan mata uang negeri Paman Sam.
Walau dibuka melemah tipis ke level Rp 13.775 dari posisi penutupan perdagangan sebelumnya Rp 13.778 per dolar AS, pergerakan rupiah mampu terlepas dari zona merah.
Mengutip data Bloomberg pada Senin (1/2/2016), rupiah sekitar pukul 08.53 WIB menguat 89 poin atau 0,65 persen ke posisi Rp 13.688 per dolar AS.
Pergerakan rupiah sejak awal perdagangan hingga pukul tersebut, bergerak pada level Rp 13.678 hingga Rp 13.780 per dolar AS.
Analis PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan, rupiah menguat tajam bersamaan dengan imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) 10 tahun yang turun ke 8,2 persen pada Jumat pekan lalu menyusul naiknya harga minyak.
"Siang nanti ditunggu inflasi Januari 2016 yang diperkirakan naik dari 3,35 persen (yoy) ke 4,43 persen (yoy) terutama akibat kenaikan harga bahan pangan," tutur Rangga dalam risetnya.
Menurut Rangga, harga minyak yang terus membaik diperkirakan masih dapat menahan sentimen negatif jika rilis inflasi mengalami kenaikan.