TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Di mata anggota Asosiasi Marketing Indonesia (IMA), pemberlakuan pasar terbuka Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) mulai awal tahun ini memberikan tantangan dan harapan baru bagi membaiknya ekonomi Indonesia. Ini lantaran MEA membuka peluang-peluang baru bagi produk-produk Indonesia di pasar ASEAN, termasuk terbukanya peluang kerja dan akses pasar yang lebih luas.
President IMA Arif Wibowo mengatakan, pemberlakuan MEA merupakan milestone penting bagi ASEAN yang mengintegrasikan ekonomi regionalnya dan menawarkan kesempatan terbentuknya pasar yang sangat besar. Nilainya diperkirakan mencapai 2,6 triliun dolar AS dan 622 juta pasar.
"MEA secara kolektif merupakan pasar terbesar nomor tiga di Asia dan nomor tujuh di dunia," kata Arif Wibowo dalam keterangan persnya kepada Tribun, Rabu (3/2/2016).
“Pasar terbuka Asean merupakan tantangan baru yang harus dihadapi oleh Indonesia. MEA tidak hanya membuka arus perdagangan barang dan jasa Indonesia kepasar Asean, namun juga kesempatan untuk memasok pasar tenaga professonal ke regiona0l, sehingga kesempatan SDM Indonesia untuk berkembang menjadi semakin terbuka”, imbuh Arif WIbowo yang juga Direktur Utama Garuda Indonesia ini.
Dia menambahkan, MEA menawarkan peluang bagi terserapnya SDM Indonesia di bursa kerja regional Asean. Organisasi Buruh Internasional (ILO) menyatakan, di akhir 2015, permintaan tenaga profesional di ASEAN naik sebesar 41 persen atau sekitar 14 juta.
Sementara, permintaan terhadap tenaga kerja kelas menengah meningkat 22 persen atau 38 juta dan tenaga kerja level rendah meningkat 24 persen atau 12 juta.
“Untuk membuka kesempatan menggarap potensi MEA secara lebih luas, IMA bekerjasama dengan Asosiasi Marketing dari Asean, Jepang, China dan Korea, telah melakukan berbagai inisiatif dan program dalam rangka pengembangan marketing di Indonesia," katanya.
Beberapa kegiatan tersebut antara lain pelaksanaan program Certified Proffesional Marketer (CPM) bagi para tenaga pemasar Indonesia, dan program pengembangan lainnya melalui kampus–kampus di Indonesia. CPM merupakan sertifikasi dibidang marketing yang diberikan oleh Asia Marketing Federation (AMF) dan diterima secara luas di Asia.
Menurut Ketua INACA (Asosiasi Maskapai Penerbangan Domestik) ini, kesiapan Indonesia dalam menghadapi MEA juga terlihat pada implementasi berbagai regulasi yang diterapkan.
Sejak dua tahun lalu pemerintah telah mengimplementasikan berbagai regulasi secara lebih terbuka untuk meningkatkan daya saing Indonesia.
Pemerintah juga berupaya mengubah mental para pelaku bisnis dari defensive ke offensive untuk mampu membuat lebih banyak kisah sukses dan mampu membangun skala ekonomi lebih besar.
Mr, Takuya Goto, Presiden Asia Marketing Federation (AMF) yang juga Presiden Japan Marketing Fondation yakin, perekonomian Indonesia akan semakin maju sejalan pemberlakuan MEA.
“Peningkatan perekonomian Indonesia menunjukkan trend yang terus meningkat. Hubungan dagang dengan negara – negara tetangga Asean, Jepang, China dan Negara Asia Pasifik lainnya cenderung membaik dan menguntungkan bagi Indonesia”, Kata Mr. Goto.