News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hary Tanoe : Indonesia Belum Bisa Andalkan Perekonomian Berbasis Industri

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum DPP Perindo Harry Tanoesoedibjo

Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kejayaan Indonesia di Asia khususnya bidang ekonomi tidak berlangsung lama.

Tidak adanya peningkatan untuk membangun ekosistem investasi membuat Indonesia tertinggal dengan negara lain.

Itu terlihat dari kegiatan industri di Indonesia yang banyak berpindah ke negara lain.

Ketua Umum Partai Perindo, Hary Tanoesoedibjo, mengatakan, sekarang ini Indonesia belum bisa mengandalkan perekonomian dari basis industri.

Pasalnya, Indonesia sudah sedikit terlambat dalam membangun sektor industri sebagai penopang perekonomian nasional.

Keterlambatan itu mengakibatkan Indonesia mengalami pergeseran dari sebelumnya negara produksi kini menjadi konsumsi.

"Pemerintah kala itu tidak membangun ekosistem yang lengkap. Itu mulai dari pendidikan, infrastruktur dan energi," kata Hary Tanoe dalam keterangan tertulisnya, Selasa (9/2/2016).

Kelemahan Indonesia itu kemudian dimanfaatkan oleh negara-negara lain. Negara-negara seperti China, Korea, Malaysia, Taiwan, kemudian Vietnam yang juga menyusul, ramai-ramai membangun ekosistem dengan yang lebih lengkap. Alhasil, Indonesia kini tidak lagi menjadi negara tujuan industri.

"Industri kemudian mulai bergerser. Dari semula di Indonesia, lalu banyak yang pindah ke negara lain yang lebih lengkap ekosistem investasinya," tutur Hary Tanoe.

Karena sebab itu, kata HT, Indonesia yang dulu dijuluki sebagai Macan Asia, memiliki nilai ekspor luar biasa besar dan sangat kompetitif dengan negara lain, kini justru sebaliknya. Indonesia kini kerap tergantung dengan barang impor, terutama menyangkut hal yang strategis seperti pangan dan energi.

Padahal, lanjut dia, adanya industri mampu menciptakan tenaga kerja.

Terlebih untuk ukuran Indonesia yang memiliki bonus demografi atau pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat pesat, tentunya akan sangat banyak membutuhkan lapangan kerja bagi masyarakatnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini