TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Produk alat kesehatan Indonesia berhasil mencuri perhatian negara-negara Timur Tengah, Eropa, dan Australia.
Indonesia berhasil meraih transaksi senilai USD 6,2 juta dalam pameran Arab Health 2016 yang berlangsung di Dubai International Convention & Exhibition Center, Uni Emirat Arab (UEA) 25-28 Januari silam.
Disebutkan nilai transaksi tersebut masih bisa bertambah karena sejumlah order potensial masih dalam tahap negosiasi.
“Naik 57,2 persen dibanding tahun 2015 yang mencapai USD 3,9 juta,” sebut Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak, Rabu (10/2/2016).
Menurut Nus, perolehan transaksi paling besar berasal dari buyer Filipina, diikuti Uni Eropa,
Australia, UEA, dan Iran.
Sedangkan Produk yang paling diminati buyer adalah hospital bed, auto-disable
syringe, sphygmomanometer, incubator and facemasks, shoe cover, dan underpad.
Pameran Terbesar di UEA Dikatakan Nus, Arab Health merupakan pameran alat-alat kesehatan tahunan terbesar di UEA. Tahun ini menandai penyelenggaraannya yang ke-41.
Arab Health 2016 diikuti 4.000 peserta pameran yang berasal dari 75 negara. Jumlah ini meningkat 6,35 persen dibandingkan tahun lalu. Perkiraan jumlah pengunjung lebih dari 130.000 profesional kesehatan dari 163 negara.
Paviliun Indonesia mengusung tema “Trade with Remarkable Indonesia”.
Tren ekspor peralatan kesehatan Indonesia ke dunia selama lima tahun terakhir meningkat 6,42 persen dengan nilai ekspor sebesar USD 273,8 juta di tahun 2014.
Sementara itu, kawasan teluk dan Timur Tengah menjadi pasar potensial dan sangat menjanjikan bagi produk peralatan kesehatan Indonesia.
Negara tujuan utama ekspor produk peralatan kesehatan Indonesia adalah Singapura,
Jerman, Jepang, Amerika Serikat, Meksiko, Belanda, Australia, Malaysia, dan Republik Rakyat
Tiongkok.