TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution diduga sebagai orang yang telah membuat Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono merasa jadi kambing hitam atas persoalan ekonomi saat ini.
Namun, Darmin membantah kalau dirinya melontarkan kritik kepada pemerintahan SBY. Ia memberikan pun penjelasan singkat.
"Saya tidak merasa perlu (menjelaskan persolan ini) sebenarnya, karena saya tidak mengeritik (pemerintahan SBY)," ujar Darmin di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Kamis (18/2/2016).
Menurut Darmin, apa yang ia katakan di Rapat Kerja Nasional Kementerian Perindustrian hanya menjelaskan perkembangan industri dan ekonomi Indonesia.
Perkembangannya itu ia jelaskan mulai dari periode Orde Baru hingga periode SBY.
Darmin menilai apa yang dijelaskannya itu sebagai hal yang biasa saja.
"Normal saja itu. Itu fakta-fakta saja," kata Darmin.
Sebelumnya, Dalam Rakernas Kementerian Perindustrian, Darmin mengatakannya bahwa pemerintahan SBY terlambat melakukan pembangunan smelter.
Seperti diketahui, Undang-undang tentang Mineral Batubara lahir pada 2009. Namun, pembangungan smelter baru dimulai pada 2014.
Akibat hal itu, Darmin menilai, pemerintah sudah kehilangan momentum mewujudkan hilirisasi sektor minerba.
Itu karena ekonomi dunia saat ini dalam tren menurun.
Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono angkat bicara mengenai sikap yang mengambinghitamkan kerja pemerintahannya selama 10 tahun.
Pernyataan ini disampaikan SBY melalui akun Twitter @SBYudhoyono, Kamis (18/2/2016).
Meski SBY tidak menyebutkan siapa pihak berkuasa yang dimaksud, Ketua DPP Bidang Ekonomi PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno mencurigai, yang dimaksud SBY adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.
Penulis : Yoga Sukmana