TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Diam-diam, pengembang properti asal China sudah masuk ke Indonesia. Satu diantaranya adalah Kingland Group yang mengembangkan proyek Kingland Avenue tahun ini. Grup pengembang ini telah menguasai lahan seluas 200 hektar di Indonesia.
Kingland Avenue merupakan proyek mixed use apartemen berlokasi di Jalan Raya Serpong, Tangerang Selatan.
Chief Marketing Officer Kingland Group, Jiko Tandijono mengatakan, lahan tersebut tersebar di Cibubur, Jakarta Timur dan Cinere, Depok, serta beberapa kawasan lainnya di Jabodetabek.
"Itu merupakan cadangan lahan (land bank) kami untuk dikembangkan sebagai properti-properti dengan nilai investasi menarik," tutur Jiko. Rabu (17/2/2016).
Jiko menjelaskan, Kingland Group berencana memanfaatkan lahan tersebut untuk dikembangkan sebagai town houses (rumah bandar), dan juga rumah vertikal.
"Itu dengan catatan, jika proyek perdana Kingland Avenue Serpong sukses terjual. Jadi, kami akan fokus dahulu pada proyek ini sebelum membangun proyek berikutnya," imbuh Jiko.
Kingland Avenue merupakan proyek apartemen di Serpong, Tangerang Selatan. Menempati area seluas 2,2 hektar, akan dikembangkan empat menara apartemen sebanyak 2.200 unit dan satu menara small office home office (SOHO).
Selama masa promosi, unit-unit apartemen ini dipatok dengan harga jual Rp 14,6 juta per meter persegi.
Jika ukuran apartemen terkecilnya 41 meter persegi, maka konsumen harus merogoh kocek senilai Rp 600 jutaan, di luar PPN.
Harga ini, kata Jiko, terbilang kompetitif. Pasalnya, pesaing mereka di kawasan yang sama membanderol harga jual mulai dari Rp 20 juta meter persegi hingga Rp 25 juta meter persegi.
Kingland Avenue akan dipasarkan secara resmi pada Mei 2016 dan dibangun pada kuartal pertama 2017.
"Targetnya, mulai 2019 akan diserahterimakan kepada konsumen. Saat itu, nilai proyek akan mencapai sekitar Rp 3 triliun," tandas Jiko seraya menambahkan dana internal perusahaan menjadi andalan dalam membangun proyek ini.
Penulis : Hilda B Alexander